jpnn.com, MAGETAN - Puluhan hektar tanaman jeruk pamelo di Kabupaten Magetan, Jatim mati akibat kekurangan air pada musim kemarau ini.
Akibatnya, petani mengalami rugian puluhan juta rupiah. Puluhan hektar tanaman jeruk pamelo itu berada di dua kecamatan yaitu Sukomoro dan Bendo Magetan.
BACA JUGA: Warga Cibarusah Krisis Air Bersih
Salah satunya di Desa Pojoksari Kecamatan Sukomoro. Di desa ini, tanaman jeruk pamelo yang baru berusia 3 tahun mati kekeringan akibat kekurangan air.
BACA JUGA : Imbauan Kementan pada Petani soal Potensi Kekeringan
BACA JUGA: Kekeringan, Warga Cari Air Bersih di Hutan
Dampak kekeringan air ini membuat daun-daun jeruk khas Magetan tersebut menjadi kering dan rontok.
Tidak berapa lama kemudian tanaman menjadi mati. Sebagian besar petani terpaksa menebang batang tanaman jeruk, yang akan digunakan sebagai kayu bakar .
BACA JUGA: Kekeringan Melanda Jatim Setiap Tahun, Solusinya Belum Ada
Menurut Suminong petani jeruk pamelo, kondisi ini menyebabkan kerugian besar bagi petani.
"Karena yang mati merupakan tanaman jeruk pada masa produktif," kata Suminong.
Sementara itu, perangkat Desa Pojoksari, Purwito, mengaku, pemerintah sudah memberi bantuan bibit jeruk, akan tetapi jumlahnya tidak sesuai dengan volumen tanaman jeruk yang mati.
Selain pendampingan, pihak desa berharap ada bangunan sumur pompa yang bisa menjadi solusi bagi petani jeruk pamelo pada saat musim kemarau. (pul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 64 Desa di Sampang Berpotensi Terdampak Kekeringan
Redaktur & Reporter : Natalia