jpnn.com - PALEMBANG--Korban keracunan jamur melinjo di Kabupaten Empat Lawang, bertambah. Dari data di RSUD Tebing Tinggi, semula tujuh orang warga, kini menjadi 29 orang warga keracunan. Bahkan, dari puluhan warga itu, tiga diantaranya meninggal dunia. Polisi sudah memintai keterangan Wisna Ningsih (43), warga Tebing Tinggi, sebagai orang yang menjual jamur kepada para korban.
Informasinya, Wisna, Kamis (25/07), pukul 07.00 WIB, pergi ke kebun melinjo milik Yus, di III A Desa Mekar Jaya, Tebing Tinggi, untuk mengambil jamur. Sebanyak 11 kantong plastik ukuran satu kilo jamur didapat, lalu dijual Rp 2.000-3.000 perkantong kepada warga Perumnas Budi Daya, Talang Banyu, Tebing Tinggi. Setelah menyantap jamur saat buka, puluhan warga keracunan.
BACA JUGA: Jatah BLSM Sisa 1.943 RTS
Salah satu korbannya Sapuan, sempat dirujuk ke RSUD Lahat. Sebelum meninggal, Sapuan sempat mengaku membeli jamur dengan penjual sayur keliling. ‘’Usai menyantap jamur saat buka, ia merasakan perut mual, kepala pusing dan kondisi badannya lemas,” jelas Sapuan, ditemui di RSUD Tebing Tinggi, Kamis (25/07) malam.
Korbannya diketahui bertambah, Jum’at (26/07) dinihari, menjadi 29 orang, dimana tiga diantaranya meninggal, termasuk Sapuan. Dua korban meninggal lainnya, Yahima (70), warga Perumnas Cross; dan Han (55), warga IIIA Mekar Jaya, Tebing Tinggi. Tim medis RSUD Tebing Tinggi, mengaku sampel jamur sudah diserahkan ke Dinkes Empat Lawang, untuk diuji laboratorium. ‘’Ada pasian keracunan sudah pulang, ada dirujuk ke RSUD Lahat dan RSUD Lubuklinggau,” terang pria ini.
BACA JUGA: Drainase Buruk, Jalan Pantura Terendam
Adapaun para korban lainnya, Lesi Karlina (20); Ade wijaya (16); Diki (3); Yohanes (10); Fitri (17); Yulia (33); Irwan (17); Iran (14); Rico (15); Rani (20); Abdul (60); Samsul (45); Dea (19); Rodiah (60); Ismawati (37); Arhasima (30); Geo (8); Intan (10); Sapuna (71); Mulyadi (40); Cindy (12); Rosandi (33); Meli (29); Rizky (13); Rehas (44); Sudarno (56); Badarudin (13); Rusdianti (60); Raisa (1 tahun 6 bulan); semuanya warga Tebing Tinggi.
Pihak Dinkes Empat Lawang M Junaidi SKm mengatakan, pihaknya sudah menerima sampel jamur dari RSUD Tebing Tinggi. ‘’Saat ini jamur itu sudah kita bawa ke balai besar laboratorium provinsi. Paling tidak satu minggu kedepan, hasilnya sudah diketahui,” tegasnya.
BACA JUGA: DBD Renggut Delapan Nyawa
Kapolres Empat Lawang AKBP Dwi Santoso; melalui Kasat Reskrim AKP Nanang Supriatna SH, membenarkan kejadian itu. ‘’Korban keracunan belum melapor resmi ke polisi. Namun, kita sudah memeriksa ibu Wisna Ningsih, tetapi baru sebagai saksi. Sebab, empat anak Wisna juga keracunan jamur. Kemudian, kita akan memanggil Yus untuk dimintai keterangan,” jelasnya.
Ditanya racun apa yang ada di jamur tersebut" Nanang mengaku saat ini jamur tersebut sedang diperiksa di laboratorium. ‘’Kita belum bisa memastikan racun apa, dan masih menunggu hasil laboratoriumnya,” tambah mantan Kanit Pidum Satreskrim Polresta Palembang ini.
Sementara Wisna Ningsih, warga Trans IIIA, Tebing Tinggi, mengaku tak tahu jamur yang dijualnya itu beracun. Buktinya, empat anaknya, Novi; Bayu; Desi; dan Dini, juga keracunan. ‘’Saya tidak tahu. Kalau tahu tak mungkin saya jual, apalagi kami juga mengonsumsinya,” jelas Wisna saat dimintai keterangan di Mapolres Empat Lawang, Jum’at (26/07).
Dikatakan Wisna, dirinya sudah beberapa kali menjual jamur jenis itu, makanya ia kaget mengetahui jamur itu menyebabkan orang meninggal dan keracunan. ‘’Saya baru tahu saat anak saya keracunan, lalu saya beli susu encer. Mungkin kareno minum susu tadi, anak saya langsung sembuh,” tambahnya.
Terpisah, menurut keluarga almarhumah Yahima (70), yakni Hartono, mengaku selain korban, anak menantu dan cucu almarhumah juga keracunan. ‘’Pas balek, almarhumah bawa bungkusan jamur. Sudah sempat ditanyo, jamur apo, gek beracun. Dijawab almarhumah, kalo beracun, bukan kito bae keno, tapi se-Perumnas ini beli galo,” ujar Hartono meniru ucapan almarhumah.
Setelah sadar keracunan, sambung Hartono, keluarga almarhumah langsung disuruh minum susu encer. Namun, almarhumah Yahima sendiri menolak minum susu, karena memang tidak suka susu. ‘’Pagi tadi (kemarin,red) kondisi korban memburuk, hingga dibawa ke praktik bidan, dan diberi obat. Setelah dibawa pulang, korban kondisinya makin lemah, hingga akhirnya meninggal,” terang Hartono, sembari mengaku kalau korban sudah dimakamkan di TPU Tebing Tinggi.
Berdasarkan buku referensi, jamur yang dikonsumsi para korban, disebut Jamur So. Kata So berasal dari pohon So atau melinjo, dimana So berasal dari nama daunnyo, sedangkan melinjo bersumber dari nama buahnya. Jamur dinamakan demikian, karena habitat tumbuhnya biasanya dibawah pohon melinjo. Namun, jamur ini biasa muncul hanya saat musim hujan.
Jamur So ada dua jenis yang mirip dan kelihatan sama, dimana satu bisa dimakan dan satunya lagi sangat beracun. Kalau yang beracun itu, menghirup sporanya saja orang bisa pingsan, apalagi memakan. Jenis Jamur So yang bisa dimakan adalah yang kulitnya kasar seperti ada bentol-bentol kecil-kecil, sementara yang beracun adalah yang kulitnya halus.
Kandungan senyawa kimia Jamur So mengandung Sterol, Glukosa, Fruktosa, Maltosa dan indol. Dalam ekstrak etanol, beberapa asam amino bebas, alanin asparangin, phenyl alani, alfa asam aminobutyric, asam aspartat, asam glutamat, lensin, lisin, serin, tirosin dan valin. Jamur ini tumbuh hampir diseluruh kepulauan Indonesia, juga tersebar di Asia, Eropa, dan Amerika Utara.
Jamur jenis ini termasuk aman dikonsumsi, asal dipilih yang masih muda atau belum berspora. Setelah mendapatkan jamur ini, lalu pastikan didalamnya masih berwarna putih. Kemudian kupas kulitnya sampai warna kuningnya hilang. Jamur yang sudah tua atau pengupasannya kurang bersih, akan menyebabkan keracunan jika dimakan manusia. (omi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPRD Banyumas Desak Pemekaran
Redaktur : Tim Redaksi