jpnn.com, BALANGAN - Hujan deras yang mengguyur Balangan, Kalimantan Selatan, Rabu (19/4) malam, membuat warga Desa Dahai Kecamatan Paringin resah.
Pasalnya, anak sungai yang menjadi sumber utama pencaharian warga untuk memelihara ikan dengan karamba mendadak menjadi cokelat kesusuan.
BACA JUGA: Arab Saudi Hanya Rp 93 T, Investasi AS di Indonesia Rp 133 T
Puncaknya, puluhan ribu ekor ikan mati, Kamis (20/4).
Sugi, salah satu warga mengatakan, air sungai menjadi keruh tak lama setelah hujan turun.
BACA JUGA: Tambang Makin Marak, Lahan Pertanian Kian Susut
“Pada saat pagi sudah didapati puluhan ribu ikan dalam karamba mati massal,” ujarnya, Jumat (21/4).
Warga lainnya, Hasan mengatakan, seperempat ikan miliknya mati.
BACA JUGA: Menyulap Areal Bekas Tambang Jadi Pasar Ramah Lingkungan
“Untungnya keruh tidak berlangsung lama, jadi tidak semua ikan yang mati. Meski begitu kerugian yang saya derita mencapai puluhan juta,” ucapnya.
Warga menilai, limbah dari aktivitas pertambangan yang beroperasi di sekitar menjadi penyebab air sungai keruh.
Mereka akhirnya meminta perusahaan bertanggung jawab. Namun, perusahaan ternyata tak menggubris.
Warga akhirnya nekat menghentikan setiap armada yang berhubungan dengan perusahaan pertambangan di jalan raya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Balangan Fahrurrazi membenarkan kejadian itu.
“Kami belum bisa menyimpulkan penyebabnya. Ini akan kami koordinasikan dulu dengan Dinas Lingkungan Hidup setempat,” ujarnya. (why/by/ram)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementerian ESDM Amendemen Puluhan Kontrak Pertambangan
Redaktur & Reporter : Ragil