JAYAPURA - Situasi di Puncak Jaya masih memanasKelompok sipil bersenjata malah menyatakan siap melakukan perlawanan lagi
BACA JUGA: Yakin Ada yang Tewas Belum Ditemukan
Hari ini pun mereka siap menghadapi aparat gabungan TNI dan polisi.Kemarin sempat terjadi perlawanan
BACA JUGA: Jadwal Keberangkatan Kereta Diubah
Dominggus Otto Awes oleh dua orang tidak dikenal (OTK) yang terjadi di Bandara Mulia, Kabupaten Puncak JayaDari informasi yang berhasil diperoleh Cenderawasih Pos (Grup JPNN) di Mulia tadi malam, bahwa Kantor Ketahanan Pangan milik Pemkab Puncak Jaya itu rata dengan tanah akibat terbakar habis
BACA JUGA: Polisi di Papua Harus Berdua
Bahkan dilaporkan situasi sejak jenasah Kapolsek Mulia, AKPDominggus Otto Awes yang diterbangkan dengan pesawat Trigana Air PK-YRU dari Bandara Mulia menuju Bandara Sentani, Selasa pagi kemarin masih terjadi kontak senjata yang dilakukan kelompok sipil bersenjata dengan aparat gabungan TNI dan Polri.Bupati Puncak Jaya, Lukas Enembe, S.IP yang berhasil dikonfirmasi Cenderawasih Pos, tadi malam mengatakan, pascaperampasan kemudian penembakan Kapolsek Mulia sampai dengan proses disembayangkan di Gereja GKI Bethel Mulia hingga pemberangkatan jenasah menuju Sentani dengan menggunakan pesawat Trigana Air situasi siaga satuSebab terjadi penembakan sejak paginya.
"Jadi sejak pagi kemarin sebagian kelompok sipil bersenjata ini sudah menduduki di sepanjangg kali (sungai) yang tidak jauh dari Pos Brimob Polda Papua BKO Polres Puncak Jaya dan ada sekitar 500 meterMereka semua memegang senjata sedangkan sisanya lagi sedang asik bernyanyi di dekat Kantor Ketahanan Pangan sebelum mereka bakar,"ungkapnya.
Bukan hanya itu, setelah jenasah Kapolsek Mulia berhasil diterbangkan menuju Sentani suara saling tembak menembak antara anggota Brimob dibantu pihak TNI AD dengan kelompok sipil bersenjata masih terjadi dan terngar di Kota Mulia
Diakui Bupati Lukas Enembe bahwa posisi aparat keamanan hanya bisa mempertahankan diri sebab aparat keamanan tidak bisa masuk ke wilayah mereka karena kelompok sipil bersenjata ini dibekali dengan pasukan panah dalam jumlah yang banyak sehingga sangat sulit.
Setelah menduduki sekitar kantor itu kemudian kelompok sipil bersenjata itu membakarnya"Memang kantor itu baru kita bangun dan belum ditempati oleh pegawai sehingga kantor itu masih kosong," tambahnyaIronisnya lagi, lanjut Bupati Lukas Enembe bahwa saat ini kelompok sipil bersenjata itu sudah menduduki Kota Mulia sehingga suasana sedikit waspada dan berhati-hati apabila melakukan perjalanan atau keluar dari rumah.
Menurut Bupati Lukas Enembe, kelompok sipil bersenjata ini adalah diluar dari komando Goliat Tabuni dan memang pada dasarnya mereka ini berdiri sendiri dibawah pimpinan komandan operasi Rambo Wonda"Ini kelompok baru muncul dan kelihatannya tidak satu komando dengan Goliat Tabuni tapi sendiri-sendiri," tegasnya.
Lukas Enembe mengaku, pihaknya selaku pemerintah daerah tidak bisa berbuat apa-apa bahkan melawan sekalipun karena memang tidak memiliki senjata kemudian nyawa orang semua terancam"Kami saja tidak bisa keluar rumah karena memang kami sudah dikepung dari tempat yang kami tidak bisa ketahui sehingga aparat sudah melakukan siaga satu," imbuhnya.
Meskipun demikian, pihaknya melalui tokoh masyarakat, gereja dan agama akan terus melakukan negosiasi dengan kelompok tersebut dan memang hasilnya sebagian sudah menarik pasukan dari beberapa titik yang dijadikan markas
Kelompok sipil bersenjata itu tersebut berjanji akan melanjutkan peperangan dengan aparat keamanan pada hari iniLukas mengaku sudah meminta supaya aparat keamanan baik itu TNI dan Polri untuk melakukan kesiagaan dan kewaspadaan"Jadi memang sampai saat ini kondisi di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya dalam keadaan siaga satu," tandasnya(nal/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KaBIN: Penembakan Kapolsek Kriminal Murni
Redaktur : Tim Redaksi