jpnn.com - jpnn.com - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin Suciati berkeluh kesah.
Sebab, tunggakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di tempatnya dari November hingga Desember 2016 belum juga dibayar.
BACA JUGA: Tunggakan BPJS Warga Surabaya Capai Rp 3,7 M
Yang menjadi keluhannya adalah nilai tunggakan tak sedikit. Yakni mencapai Rp 40 miliar.
Akibatnya, cash flow RSUD Ulin pun akhirnya tinggi.
BACA JUGA: Integrasi JKN Kacau, Bayi Dua Bulan Tak Tertolong
Bahkan, jika ditotal dengan klaim bulan Januari ini, Suciati memprediksi nilainya mencapai Rp 50 miliar.
“Nilai ini sangat banyak. Dampaknya anggaran di rumah sakit pun akan terbebani,” ujar Suciati.
BACA JUGA: Berapa sih Jumlah RS Swasta Putus Hubungan dengan BPJS?
Dia mengkhawatirkan hal itu akan berdampak pula terhadap pelayanan para dokter dan tenaga kesehatan lain.
Menurutnya, hal itu terjadi karena BPJS Kesehatan belum melakukan verifikasi terhadap klaim yang telah diajukan.
Sedangkan verifikasi baru mulai 5 Januari lalu.
“Kami terpaksa menggunakan dana talangan untuk membayar jasa pelayanan dokter dan obat. Namun, repot juga kalau jumlahnya mencapai puluhan miliar, belum lagi klaim untuk bulan Januari tahun ini,” tukasnya.
Dia menyebut, rata-rata biaya pelayanan kesehatan dan obat yang dibayarkan BPJS kesehatan di RSUD Ulin setiap bulannya sekitar Rp 20 miliar.
Lambatnya verifikasi terhadap klaim ini, menurutnya, akibat kurangnya tenaga verifikasi dari BPJS kesehatan.
Saat ini, tenaga verifikasi yang ada di RSUD Ulin jumlahnya hanya lima orang. (mof/yn/ram)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alasan Gubernur Ogah Integrasikan Jamsoskes ke BPJS
Redaktur : Tim Redaksi