Putin Tak Hiraukan Seruan Gorbachev

Senin, 26 Desember 2011 – 09:09 WIB

MOSKOW - Tokoh penting Rusia yang pencetus Glasnost dan Perestroika, Mikhail Gorbachev, sudah menyerukan agar Vladimir Putin mundurTetapi, juru bicara Putin, Dmitry Peskov, menolak seruan Gorbachev supaya bosnya mundur.

"Kami, dan saya secara pribadi, sangat menghormati dia (Gorbachev)

BACA JUGA: Gorbachev Ikut MInta Putin Mundur

Tetapi, saya lahir pada 1967 di Uni Soviet
Negara ini justru berakhir saat dia menjadi pemimpinnya," kritik Peskov balik.
 
Partai Rusia Bersatu pimpinan Putin menang tipis dalam pemilu parlemen 4 Desember lalu

BACA JUGA: Korban Badai Washi Tembus 2.000 Jiwa

Pemilu itu dijadikan tolak ukur dukungan rakyat terhadap pencalonan pemegang sabuk hitam judo tersebut sebagai presiden.
 
Sejumlah survei politik terbaru menunjukkan bahwa Putin akan mampu meraup 50 persen suara yang diperlukan untuk memenangkan pemilu presiden dalam satu babak
Namun, tidak ada data popularitas dari sosok oposisi yang tampil sebagai rival utama.
 
Peskov pun menyatakan bahwa mayoritas rakyat Rusia masih mendukung Putin

BACA JUGA: Sehari 14 Bom Hajar Baghdad, 63 Tewas

"Sebagai politikus dan kandidat presiden, beliau saat ini masih didukung mayoritas rakyat RusiaKarena itu, kita harus menghormati opini mayoritas tersebut," ungkapnya kemarin menyikapi besarnya jumlah massa yang menuntut agar Putin mundur
 
Dia menyatakan, saat ini Putin bersaing sebagai seorang calon presiden (capres) pada pemilu 4 Maret 2012Peskov memahami keberadaan ribuan demonstran yang menolak keberadaan Putin di MoskowKremlin juga menghormati pendapat mereka"Mereka, rakyat yang turun ke jalan itu, adalah bagian penting dari masyarakatTetapi, mereka itu minoritas," kilahnya. 
 
Koordinator demo mengungkapkan bahwa lebih dari 120 orang ambil bagian dalam pawai pada Sabtu laluMereka menerikkan slogan anti Putin dan menuntut pembatalan hasil pemilu parlemenSebaliknya, polisi memerkirakan pawai itu diikuti oleh 29 ribu demonstranNamun, laporan Agence France-Presse di lapangan menyebut, jumlahnya lebih banyakTermasuk jika dibandingkan dengan unjuk rasa anti-Putin yang dihelat kali pertama dua pekan lalu.
 
"Ini bukanlah ledakan sesaat yang mudah surutIni bukan sekadar demonstrasi, tetapi persoalan suasana hati rakyat," ujar Yevgeny Gontmakher, kepala Pusat Studi Kebijakan Sosial Institut Ekonomi, lembaga yang berpusat di Moskow

"Ada bahaya dan ancaman revolusi di sanaPemerintah menawarkan konsesi, tetapi tidak menyadari aksi yang terus meluas," tambahnya.
 
Televisi nasional Rusia secara mengejutkan menyiarkan demonstrasi tersebutPadahal, selama ini kritik terhadap Putin selalu dianggap tabu untuk disiarkan.     
 
Sebagian besar rakyat Rusia kehilangan semangat untuk berdemonstasi di jalanan sejak terjadinya kekacauan politik pada periode 1990-anAksi berskala besar beberapa pekan terakhir menjadi amunisi positif bagi kubu oposisi yang terpecah(AFP/RTR/cak/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembantaian Rezim Assad, Dua Hari 250 Tewas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler