jpnn.com, JAKARTA - Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, sempat berganti pakaian setelah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dihabisi pada pembunuhan berencana pada 8 Juli 2022.
Pembunuhan itu dilakukan di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
BACA JUGA: Bharada E Berdoa sebelum Menembak Yosua, Ferdy Sambo: Kau Tembak Cepat!
Baik Sambo maupun Putri merupakan pelaku dalam pembunuhan tersebut.
"Putri Candrawathi dengan alasan tertentu masih sempat ganti pakaian meskipun turut terlibat penembakan yang merampas nyawa Brigadir Yosua," kata JPU pada persidangan perdana terhadap Ferdy Sambo di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (17/10).
BACA JUGA: Ferdy Sambo Marah, Tetap Tenang karena Cerdas dan Berpengalaman
Menurut JPU, semula Putri mengenakan sweter warna cokelat dan celana legging hitam.
Saat keluar dari rumah dinas Duren Tiga, Putri terlihat mengenakan blus hijau bergaris-garis hitam dan celana pendek garis-garis hitam.
BACA JUGA: Penampilan Ferdy Sambo jadi Sorotan
Selanjutnya, Putri Candrawathi meninggalkan rumah dinas suaminya dengan diantar oleh Bripka Ricky Rizal. Tujuannya ialah ke rumah lainnya di Jalan Saguling, tak jauh dari tempat Yosua dihabisi.
Surat dakwaan mengungkap secara detail tentang bagaimana Ferdy Sambo Cs membunuh Yosua.
Sambo terlihat sudah mengenakan sarung tangan hitam sebelum mengeksekusi Yosua di rumah dinasnya.
Semula lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1994 itu memerintahkan Yosua berjongkok.
Yosua pun berjongkok sembari mengangkat ke tangannya ke atas. Yosua, tutur JPU, sempat mengundurkan langkah sebagai bentuk penyerahan diri.
Selain itu, Yosua juga bertanya tentang peristiwa yang sedang dihadapinya. "Ada apa ini?" kata KPU menirukan ucapan Yosua.
Namun, Ferdy Sambo justru memerintahkan Richard Eliezer alias Bharada E menembak Brigadir Yosua.
"Kau tembak! Kau tembak cepat! Cepat, woy kau tembak!" ucap Sambo berteriak memerintah Richard.
Tanpa ragu, Richard mengarahkan senjata merek Glock 17 ke arah Brigadir Yosua. Ada tiga hingga empat tembakan dari senjara Richard yang membuat Yosua berdarah dan terkapar.
Selanjutnya giliran Ferdy Sambo. Dia menghampiri Brigadir Yosua yang tergelak di dekat tangga kamar mandi.
Saat itu Yosua masih mengerang kesakitan. Namun, Sambo berupaya memastikan anak buahnya itu mati.
Sambo menembakkan senjatanya ke arah kepala bagian belakang Brigadir Yosua. Tembakan mematikan itu mengakibatkan Yosua meninggal dunia.
Peluru dari senjata Sambo menembus ke wajah Yosua. Terdapat luka bakar pada bagian cuping hidung sisi kanan luar yang disebabkan peluru.
Lintasan peluru itu juga merusak tulang dasar tengkorak pada dua tempat.
"Mengakibatkan kerusakan tulang dasar rongga bola mata bagian kanan menimbulkan resapan darah pada bawah kelopak mata kanan yang lintasan anak peluru telah mebimbulkan kerusakan otak," ujar JPU.(cr3/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Naik Kijang Innova, Putri Candrawathi Hadiri Sidang Perdana di PN Jaksel
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi