jpnn.com - jpnn.com - Hampir setiap mengikuti kejuaraan nasional, Putri Dewi selalu meraih juara. Putri Dewi adalah nama burung love bird milik Yoyok Adi Nugroho yang kicauannya termasuk paling top di Indonesia.
DAVIQ UMAR AL FARUQ
BACA JUGA: Konsisten Tonjolkan Budaya Minang, Go Internasional
Kicauan burung terdengar bersahut-sahutan dari sebuah rumah di Jalan KH Moh. Sa’id, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Rabu lalu (4/1).
Begitu masuk rumah, Jawa Pos Radar Malang langsung disambut Yoyok Adi Nugroho, 33. Lalu wartawan koran ini dipersilakan duduk di sebuah pendapa yang dikelilingi beragam tumbuhan.
BACA JUGA: Gelak Tawa Presiden Jokowi dan Para Santri
Yoyok kemudian menunjukkan puluhan trofi hasil dari kejuaraan lokal yang tersusun rapi di sebuah lemari kaca berwarna cokelat.
Setelah puas melihat satu per satu trofi yang telah dikumpulkannya sejak 2010 lalu, wartawan Jawa Pos Radar Malang kemudian diajak melihat trofi hasil dari kejuaraan nasional yang ditempatkan di dalam ruangan peternakan love bird miliknya.
BACA JUGA: Ditulis Markas Tentara Tiongkok, Ternyata...
”Sejak 2010 lalu, saya hanya coba-coba saja ikut kejuaraan lokal. Baru pada 2012, saya mengikuti kejuaraan nasional. Hingga saat ini sekitar 1.500 trofi sudah saya kumpulkan dan 200 trofi di antaranya dari kejuaraan nasional,” ungkap putra angkat dari pasangan H. Aan Arowana dan Ning Aulia tersebut.
Soal hadiah yang didapatkan, Yoyok mengaku tak terhitung lagi berapa jumlahnya. Namun, kejuaraan dengan hadiah terbesar yang pernah dia peroleh adalah saat menjuarai Piala Raja pada September 2016 lalu.
Pada kejuaraan yang berlangsung di Jogjakarta itu, Yoyok meraih juara pada tiga kelas love bird dan meraih hadiah Rp 16 juta.
Burung seperti apakah yang biasa ditampilkan Yoyok? Putri Dewi Arowana 04 adalah love bird andalan Yoyok di setiap kejuaraan.
Burung yang biasa dipanggil Putri Dewi ini merupakan jenis lutino mata hitam. Putri Dewi didominasi bulu berwarna kuning pada tubuhnya, kepala berwarna oranye, dan memiliki paro bengkok berwarna merah.
Putri Dewi lebih sering berkicau saat kejuaraan, sehingga menjadi salah satu burung yang disegani di kancah nasional.
Bahkan, istilah burung ’korslet’ sering kali disematkan pencinta love bird lainnya kepada Putri Dewi karena hampir tidak pernah diam saat lomba.
”Setiap kejuaraan di luar kota, setidaknya Putri Dewi pasti masuk tiga besar,” kata pria kelahiran 11 April 1983 ini.
Yoyok mengungkapkan, saingan Putri Dewi di kancah nasional, mulai dari Awewe milik H. Andong dari Samarinda, Kalimantan Timur; Pretty milik H. Fitri BKS dari Samarinda; dan Kusumo milik Sigit WMP dari Klaten, Jawa Tengah.
Namun anehnya, apabila mengikuti kejuaraan saat cuaca dingin, biasanya Putri Dewi malah tidur dan tidak berkicau.
Yoyok mengaku, Putri Dewi bahkan sempat ditawar hingga Rp 600 juta, tapi dia tolak. Padahal, Yoyok dulu mendapatkan Putri Dewi hanya merogoh kocek Rp 10 juta.
”Belinya dulu di daerah Talangagung, Kepanjen. Dikasih tahu salah satu juri kalau ada burung bagus di sana dan saya membelinya,” ujar pria yang menghabiskan masa kecilnya di Bululawang ini.
Merawat Putri Dewi pun susah-susah gampang. Setiap pagi, Putri Dewi dimandikan dengan cara disemprot sedikit embun.
Selanjutnya Putri Dewi dijemur secukupnya hingga pukul 09.00. Lalu burung tersebut dimasukkan ke kamar tanpa kerodong (selimut sangkar) hingga pukul 00.00, kemudian dimandikan lagi.
Mungkin banyak orang membayangkan jika burung seistimewa Putri Dewi dirawat secara eksklusif. Namun nyatanya tidak, Putri Dewi bahkan diperlakukan seperti burung lainnya. Sehari-hari makanannya milet putih. Selain itu, Putri Dewi juga digantang (diunjuk) bersama burung lain dalam ruangan yang sama.
Beberapa hari menjelang lomba, baru Putri Dewi disendirikan. Saat mengikuti perlombaan, Yoyok biasa memandikan Putri Dewi menggunakan air es saat di lapangan.
”Dimandikan dengan air es itu tergantung situasi dan kondisinya agar lebih fresh saja. Kalau sudah bagus kondisinya, ya nggak usah pakai air es,” jelas pria yang saat ini menjabat sebagai bendahara Pelestari Burung Indonesia (PBI) Malang Raya ini.
Sebelum memiliki Putri Dewi, Yoyok mengaku sempat punya jagoan bernama Lollita. Namun, burung yang pernah menjadi burung terbaik pada kejuaraan nasional di Balikpapan, Kaltim, pada 2014 lalu, itu telah diternakkan.
Yoyok mengaku, Putri Dewi jarang turun di kejuaraan lokal dan hanya dipersiapkan untuk kejuaraan nasional saja.
Untuk kejuaraan lokal, Yoyok biasanya menurunkan burung anis merah, kenari, dan love bird lainnya.
”Isin Mas main ndek lokal, kadang diilokno kebacut. (Malu Mas main di kejuaraan lokal, kadang dimarahi keterlaluan),” ujar alumnus MI Bulupayung I, Bululawang ini.
Saat ini Yoyok sedang mempersiapkan kejuaraan nasional di berbagai kota. Mulai dari Plaza Cup di Semarang pada 15 Januari; Valentine Cup di Jogjakarta (15 Februari); Mega Lomba Cup (26 Februari); dan Suharto Cup pada 5 Maret mendatang. Setiap kejuaraan nasional, juga akan dihadiri jawara dari setiap blok di seluruh Indonesia.
Selain suara kicaunya yang khas, love bird ternyata memiliki harga jual yang tinggi. Selain aktif di kejuaraan burung, Yoyok pun menjalankan bisnis peternakan love bird yang telah dirintisnya sejak 2010 lalu. Hingga saat ini Yoyok sudah menernakkan lebih dari seratus burung love bird di kediamannya.
”Saya ingin mengenalkan kepada masyarakat luas bahwa saat ini burung itu ternyata bisa menghasilkan uang. Burung-burung love bird yang saya jual ini beragam, mulai dari warna standar hingga eksotis,” paparnya sambil menunjukkan anakan burung love bird berwarna hijau yang diletakkan di dalam keranjang.
Love bird yang dijual Yoyok pun bervariasi harganya. Mulai Rp 200 ribu hingga puluhan juta rupiah per ekor.
Berawal dari coba-coba, Yoyok saat ini setidaknya memperoleh pendapatan rata-rata sebesar Rp 50 juta per bulan. Alamak… (*/c2/lid)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jualan Aplikasi, Hasilnya? Lumayan
Redaktur & Reporter : Soetomo