Rabies Masih Mengganas

Selasa, 06 Juli 2010 – 12:56 WIB
DENPASAR - Virus mematikan Si Gukguk kian tak bisa dibendung lagiPuluhan nyawa belum cukup selama ini

BACA JUGA: Siap Mangsa Warga, Ular Raksasa Ditangkap

Tumbal tambahan masih diminta lagi
Dalam dua hari berturut-turut, Sabtu dan Minggu, dua nyawa hilang karena terkaman Si Gukguk

BACA JUGA: Mayoritas KDRT Dipicu Miras

Satu dari Jembrana, asal Dusun Pangkung Jelati, Mendoyo
Korban bernama Valentino Rosiadi, 8,

BACA JUGA: Cabe Tembus Rp 50 Ribu

Dia meninggal dalam perawatan di RS Sanglah Sabtu sore lalu(Berita selengkapnya baca Radar Jembrana).

Korban satunya lagi dari KarangasemDia adalah Ni Wayan RontiWanita 50 tahun itu meninggal Minggu lalu (4/7) sekitar pukul 15.00Ibu tiga anak yang berasal dari Banjar Perasi Kelod, Karangasem, itu hanya bertahan beberapa jam sejak dia dirawat di Sal Nusa Indah RS Sanglah sekitar pukul 12.30.

Menurut keterangan Ni Made Teti, kerabat korban, Ronti memiliki riwayat digigit anjing sekitar tiga bulan lalu di bagian tumit sebelah kirinyaSayangnya, korban tidak merawat luka tersebut apalagi mencari VAR untuk menangkal kemungkinan rabiesLantaran, pengetahuan korban terhadap rabies masih kurang dan menganggap sepele luka yang dideritanya tersebut.

"Kalau tidak salah, beliau digigit sekitar tiga bulan kemarin waktu jalan di gang dekat rumahLukanya juga kecil sekaliTapi kami nggak menyangka jadinya seperti ini," jelas Teti.Tanda-tanda terjangkit rabies mulai ditunjukan korban sekitar dua hari sebelum masuk RSSaat itu, Ronti mengeluhkan mati rasa di bagian kakinya serta demam tinggiSelain itu, dia juga takut dengan air dan sinar, sehingga keluarga mengajaknya ke RS Karangasem""Dua hari sebelum meninggal, beliau mengeluh kakinya mati rasaBadannya juga demamWaktu dikasih air minum, dia ketakutan," imbuh Teti.

Saat di RS, korban tidak mendapatkan VAR lantaran stoknya habisRonti pun hanya mendapatkan cairan infusBeberapa jam kemudian, Ronti dirujuk ke RS SanglahDari hasil diagnosa di RS Sanglah, Ronti diketahui mengidap rabiesSayangnya, berselang tiga jam kemudian, Ronti menghembuskan nafas terakhir.

Di bagian lain, kasus gigitan anjing di Karangasem masih cukup tinggiKendati upaya eliminasi yang dilakukan Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan (Disnakanlut) setempat mencapai 43.325 ekor anjingBuktinya, masih banyak warga yang terkena gigitan anjing pulang tanpa mendapatkan VAR setelah datang ke RS KarangasemApalagi dalam beberapa hari belakang ini, saat stok VAR benar-benar kosong.

Sementara Sekretaris Tim Penanggulangan Rabies RS Sanglah dr Ken Wirasandhi MARS, kepada wartawan kemarin (5/7) tidak menyangkal tewasnya Ronti karena rabiesSecara klinis, kata dia, korban memang positif terjangkit virus rabiesItu terlihat pada gejala umum yang ditampakan korban yang terkena rabiesMisalnya, beberapa saat sebelum menghembuskan nafas terakhir korban terlihat gelisah, takut air (hidrophobi), takut cahaya (fotophobi).

"Pada awal dia masuk kemarin memang sudah tahu rabiesParahnya dia sama sekali tidak pernah mendapat penangan medis apa pun," aku dokter Ken.

Sementara itu, masih tingginya korban gigitan itu terlihat dari pantauan koran iniHingga pukul 15.00 sore kemarin pasien yang datang terus mengalirParahnya, sebagian besar korban gigitan adalah anak-anak di bawah 12 tahunSalah satunya adalah korban Krisna Adi Kusuma, 12Bocah yang tinggal di Gunung Saputan, Denpasar, ini digigit anjing piaraannya sendiri kemarin pagi (5/7) sekitar pukul 08.00Bocah yang baru menginjak bangku SMP itu digigit dikedua selangkang pahanyaKontan saja, bocah Krisna langsung menangis histeris dan segera dilarikan ke RS Sanglah untuk mendaptkan perawatan medis.

"Benar-benar tidak menyangkaPadahal itu anjing piaraan sendiriMungkin waktu itu dia (anjing, Red) sedang lapar," kata seorang kerabat korban yang mengantarnya ke IRD SanglahHal yang sama juga dialami korban Ayu, 5, dan I Wayan Candra, 7Kedua bocah yang berasal dari Besakih, Rendang, Karangasem, itu sama-sama menjadi korban keganasan si anjing gilaMasing-masing keduanya digigit di pergelangan kaki dan betis kiri mereka.(mar/aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Syariat Islam Berbau Pencitraan Politik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler