jpnn.com - JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan perhatian khusus untuk bulan ramadan ini kepada para warga yang baru diungsikan akibat erupsi Gunung Sinabung.
Deputi Bidang Penanggulangan Darurat BNPB Tri Budiarto mengatakan, pihaknya memberikan bantuan sebesar Rp 1,4 miliar untuk uang makan satu bulan.
BACA JUGA: Tak Main-Main, WN Lithuania Dituntut Hukuman Mati atas Kepemilikan 3,2 Kg Sabu
"BNPB membantu Pemkab Karo untuk uang makan 30 hari, sebesar Rp 1,4 miliar, sekedar untuk membeli makan, minuman, mie instan. Harapannya agar warga tetap tenang menyambut puasa ini," ujar Tri Budiarto kepada JPNN kemarin (17/6).
Dikatakan, uang itu sekedar membantu Pemkab Karo dalam menangani para pengungsi. "Bantuan dari masyarakat juga ada, jadi ini BNPB sifatnya hanya membantu saja," imbuhnya.
BACA JUGA: Mesum di Toilet Pasar, Kepergok Tukang Parkir, Pasangan Ini Ajak Damai, Eh....
Tri juga membeber angka-angka jumlah warga yang diungsikan hingga 15 Juni, yang totalnya mencapai sekitar 10.300 jiwa.
"Kalau ada beda angka dengan daerah, itu biasa, karena bisa saja pengungsi itu datang dan pergi," ujar Tri.
BACA JUGA: Jadi PSK karena Butuh Uang untuk Beli Ayam
Sebelumnya disebutkan BNPB, pengungsi akibat erupsi Sinabung yang terbaru, berasal dari Desa Guru Kinayan, Tiga Pancur, Pintu Besi, Sukanalu, dan Berastepu.
Sementara, untuk para pengungsi akibat erupsi yang lama, saat ini pembangunan rumah hunian sudah hampir kelar 128 unit. "Ditargetkan 128 unit ini selesai bulan ini dan diharapkan bisa untuk menampung warga dari tiga desa," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, ada 2.053 KK (6.179 jiwa) warga Sinabung yang tinggal di hunian sementara. Mereka disewakan rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah sejak Juni 2014 hingga sekarang. Mereka berasal dari Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kuta Tonggal, Berastepu, Gamber, dan Kuta Tonggal. Nantinya 2.053 KK ini akan direlokasi ke tempat yang lebih aman.
"Tidak ada yang tahu sampai kapan erupsi Gunung Sinabung berakhir. Dampak erupsi secara pasti juga sulit dihitung karena erupsi masih berlangsung," kata Sutopo.
Hasil perhitungan sementara dari kerugian dan kerusakan akibat erupsi Gunung Sinabung sejak 15 September 013 hingga akhir 2014 diperkirakan Rp 1,49 trilyun. Kerugian dan kerusakan di sektor ekonomi produktif meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, perdagangan, pariwisata, perikanan, UKM, dan industri adalah yang paling besar, yaitu lebih dari Rp 896,64 milar.
Sedangkan kerugian dan kerusakan di sektor permukiman Rp 501 milar, infrastruktur Rp 23,65 milar, sosial Rp Rp 53,43 milar, dan lintas sektor Rp 18,03 milar. "Kerusakan dan kerugian ini belum termasuk dampak akibat lahar hujan. Ada lebih dari 3 juta meter kubik material erupsi yang ada di atas gunung yang dapat meluncur menjadi lahar hujan," ujar Sutopo.
BNPB, lanjutnya, telah menyusun rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana erupsi Sinabung, khususnya terkait relokasi 2.053 KK. "Percepatan pembangunan juga sedang disiapkan. Keterbatasan lahan yang ada menyebabkan kesulitan pembangunan relokasi dan lainnya," pungkasnya. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 25 Pasangan Bukan Suami Istri Kepergok Ngamar, Ada PNS dan Mahasiswa
Redaktur : Tim Redaksi