BACA JUGA: Deplu: Arab Saudi Tak Terlibat Danai Terorisme
Di Arab Saudi misalnya, seperti diberitakan kantor berita setempat, SPA, Pengadilan Kerajaan (Royal Court) negeri itu telah mengumumkan hal tersebut Jumat (21/8) siang.Mengutip keputusan Pengadilan Tinggi Saudi, pihak Royal Court memberitahukan bahwa keputusan itu diambil usai sebuah pertemuan khusus yang digelar di Taif
BACA JUGA: Iran Izinkan Reaktor Nuklirnya Diperiksa
Selanjutnya, selain menyampaikan inti pengumuman itu, Pengadilan Tinggi Saudi sekaligus mendoakan agar seluruh unsur Kerajaan Saudi, berikut jajaran pemerintahan dan masyarakatnya, dapat menjalani ibadah di bulan ini dengan lancar, penuh kemudahan, serta diterima Allah SWT.Lebih jauh, sebagaimana diberitakan Reuters, sejumlah negara lain di kawasan sekitarnya pun telah mengambil keputusan serupa
Negara-negara yang telah dipastikan membuat keputusan serupa - di luar Arab Saudi - antara lain adalah Kuwait, Qatar, Bahrain, serta Uni Emirat Arab
BACA JUGA: Hadapi Badai, AS-Kuba pun Bekerjasama
Disebutkan pula, sama halnya dengan kebanyakan kawasan lain yang warganya juga menjalani ibadah Ramadhan, di negara-negara tersebut pun Ramadhan lazim ditandai dengan berkurangnya jam kerja siang hari terutama untuk perkantoran dan tempat usaha - meski pada malamnya banyak juga usaha yang dibuka kembali.Kesepakatan yang sama juga dikatakan telah diambil setidaknya oleh salah satu negara di benua Afrika, yakni MesirSeperti diberitakan AFP, berdasarkan laporan kantor berita setempat, MENA, pihak berwenang di negara terkemuka benua hitam itu pun telah memastikan bahwa awal Ramadhan 1430 H jatuh pada hari Sabtu (22/8).
"Sehari setelah esok, yang berarti Sabtu, merupakan hari pertama bulan suci Ramadhan," ungkap sosok mufti negeri itu, Ali Gooma, lewat pernyataan resminya, Kamis (20/8) waktu setempatYang unik adalah, bahwa terhitung sejak Kamis tengah malam itu pula, Mesir yang tengah berada di musim panas, resmi memundurkan jarum jamnya 1 (satu) jam ke belakang, yang disebutkan bakal berlaku selama satu bulan penuh.
Sementara itu dari Israel, dikabarkan bahwa pihak berwenang negeri itu telah mengambil kebijakan tersendiri terkait dengan masuknya bulan RamadhanAntara lain diberitakan, bahwa berdasarkan keputusan yang dibuat bersama oleh Menteri Pertahanan Ehud Barak dan Kepala Staf Gabi Ashkenazi, mereka akan mengurangi pembatasan atau larangan beraktivitas bagi warga Palestina di kawasan Tepi Barat, yang selama ini dikenal amat ketat.
Kebijakan itu disebutkan efektif berlaku mulai Jumat (21/8), sebagai malam awal RamadhanSalah seorang juru bicara pejabat setempat juga menambahkan bahwa pengambilan kebijakan antara lain didasari pula oleh rekomendasi dari Komando Pusat dan Administrasi Sipil Israel, sebagai salah satu lembaga vital di negeri ituArtinya juga, setidaknya selama sebulan ke depan, 'jam melintas' bagi warga Palestina di kawasan rawan (Tepi Barat) tersebut akan diperpanjang(ito/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hampir 2.000 Anak di Cina Keracunan Logam
Redaktur : Tim Redaksi