jpnn.com - DURI--Kabut asap yang melanda wilayah Provinsi Riau, khususnya Kota Duri sudah sangat meresahkan warga. Pasalnya kabut asap ini sudah berlangsung cukup lama, dan setiap harinya semakin parah.
Memohon Allah menurunkan hujan, hari ini, Jumat (14/3) warga Duri menggelar Salat Istisqo. Salat khusus tersebut akan berlangsung di halaman kantor Camat Mandau di pinggir Jalan Jendral Sudirman, Duri. Ribuan jamaah masjid dan musala diharapkan meramaikan salat di lapangan berkapasitas sekitar 2.000 jamaah itu.
BACA JUGA: Asap Kian Pekat, PLN Justru Berencana Matikan Listrik
Rencana salat minta hujan ini disampaikan Camat Mandau Drs H Hasan Basri MSi pada Riau Pos (Grup JPNN), Rabu (12/3). Dia mengaku sudah menghubungi Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Mandau untuk hajatan khusus tersebut.
Camat juga minta Lurah dan Kades menyosialisasikan rencana ini kepada masyarakat melalui pengurus masjid dan musala. Sejumlah organisasi berbasis Islam juga diimbau meramaikannya.
BACA JUGA: 3.000 Warga Bengkalis Salat Minta Hujan
Kamis (13/3), imbauan serupa terus digencarkan Camat melalui pesan singkat kepada sejumlah pihak terkait, termasuk mengirim SMS langsung kepada masya-rakat banyak.
Camat berharap, salat Istisqo ini akan diramaikan jamaah. Meski musibah kabut asap ini tidak terlepas dari ulah tangan manusia sendiri, H Hasan Basri berharap, mudah-mu-dahan Allah mengabulkan permintaan jamaah.
BACA JUGA: Korban Berjatuhan, Stok Masker Habis
Hujan deras tidak hanya diharapkan untuk menghilangkan Karhutla dan kabut asap, sumur penduduk yang mengering akibat kemarau panjang pun sangat merindukan air hujan.
Sejumlah pihak mengaku sangat mendukung imbauan Camat Mandau tersebut. Antara lain anggota DPRD Bengkalis H Arwan Mahidin. Kepada Riau Pos kemarin, Arwan mengaku sudah dihubungi oleh Camat.
‘’Kita sangat mendukung imbauan dan ajakan camat untuk menggelar Salat Istisqo.Insya Allah, kalau tidak ada halangan, saya akan hadir,’’ katanya.
Terpisah, Ketua Badan Koordinasi Masjid dan Mushala (BKMM) Kecamatan Mandau, Zulkarnaidi juga mengaku sangat mendukung ajakan dan imbauan camat tersebut.
‘’Kita sangat mendukung itu. Kepada semua pengurus masjid dan musala yang ada di kecamatan ini kita harapkan peran mereka mengutus sejumlah jamaah untuk meramaikan salat tersebut,’’ ujarnya.
Saat mengukuhkan kepengurusan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kecamatan Mandau di Duri beberapa hari lalu, Bupati Bengkalis Ir H Herliyan Saleh MSc juga sudah mengeluarkan imbauan agar masyarakat di negeri ini menggelar Salat Istisqo untuk minta hujan.
Menurut Bupati kala itu, Karhutla di Bengkalis saat ini sudah sangat merisau. Upaya pemadaman Karhutla sudah dilakukan. Hasilnya belum maksimal. Mudah-mudahan hujan bisa mengakhiri Karhutla tersebut.
‘’Untuk itu saya imbau masyarakat menggelar salat minta hujan,’’ pintanya.
Di sisi lain, akibat kabut asap tebal yang melanda Kota Duri dalam sebulan terakhir ini berdampak buruk terhadap hampir semua sendi kehidupan masyarakat.
Dunia perhotelan di kota minyak ini pun ikut menerima imbas buruk tersebut. Karena kondisi udara sangat tidak bersahabat, occupancy atau tingkat hunian hotel pun anjlok. Pengelola pun harap-harap cemas, tapi aroma optimis masih terus dipelihara dengan baik.
‘’Akibat kabut asap tebal ini, tingkat hunian Grand Zuri anjlok. Hampir semua tamu dari Pekanbaru dan Jakarta serta sejumlah kota lain di Pulau Jawa yang sudah membooking kamar terpaksa membatalkannya. Satu pekan terakhir ini terasa betul imbasnya. Apalagi hingga tanggal 15 Maret nanti, jadwal penerbangan ke Pekanbaru dari sejumlah kota terpaksa dibatalkan akibat tebalnya kabut asap,’’ kata GM Hotel Grand Zuri Duri Antonius Budiono didampingi staf Sudarto menjawab Riau Pos Kamis (13/3).
Ditambahkan Anton, dari 111 kamar yang tersedia di Hotel Grand Zuri, tingkat hunian di saat kondisi udara normal mencapai angka 90 persen. Kini occupancy-nya paling banter hanya 50 hingga 60 persen saja. Artinya, terjadi penurunan signifikan antara 30 sampai 40 persen.
‘’Biasanya pada saat weekday, Selasa, Rabu, dan Kamis, hunian mencapai angka 90 persen. Sekarang, bisa mencapai 60 persen saja sudah hebat luar biasa namanya. Yang menginap kini pun hanya tamu overland dari Pekanbaru-Duri atau dari Medan-Duri saja,’’ ucap Anton.
Lelaki asal Jogja yang sudah sepuluh tahun berkhidmat di Hotel Grand Zuri (Pekanbaru-Dumai-Duri) ini pun menyebut bahwa pihaknya terpaksa berlapang dada menerima pembatalan sejumlah acara yang semula hendak dilaksanakan di Hotel Grand Zuri.
Antara lain sejumlah bukingan acara dinner di Anggrek Lounge yang biasanya jadi tempat favorit untuk makan malam sejumlah relasi pada Sabtu dan Ahad malam.
‘’Malah acara gathering sebuah perusahaan di pool Grand Zuri sudah dua kali pula ditunda. Penundaan pertama pada 28 Februari, kedua pada 8 Maret lalu. Semua itu karena kondisi udara yang sangat tidak bersahabat. Meski begitu kita tetap optimis,’’ pungkas Anton.(lim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Marah Soal Asap, Dimana Gubernur Riau?
Redaktur : Tim Redaksi