jpnn.com, SIANTAR - Ketua DPRD Eliakim Simanjuntak nyaris dijotos dua wakilnya Mangatas Silalahi dan Timbul Lingga saat rapat paripurna di Gedung DPRD Siantar, Sumatera Utara, Rabu (3/5).
Kedua wakilnya itu tersulut emosi karena sidang diskorsing secara tiba-tiba oleh Eliakim tanpa meminta pendapat mereka. Rapat pun berakhir kisruh.
BACA JUGA: Sempat Ditutup, Jalan Penghubung ke Malaysia Dibuka Lagi
Apa yang dipertontonkan DPRD ini berlangsung sekira empat menit di ruang Harungguan, Rabu (3/5/2017). Walau berjalan singkat, Eliakim Simanjuntak nyaris terjatuh saat terjadi aksi dorong-mendorong di tengah kerumunan.
Tampak, anggota DPRD dari masing-masing partai dan fraksi mencoba saling membela pimpinan mereka. Selain nyaris terjatuh, Eliakim juga sempat terpojok di salah satu sudut gedung, tidak jauh dari pintu keluar.
BACA JUGA: Kisruh Soal Pengeboran Minyak Ilegal, Perusahaan-Warga Saling Portal Jalan
Hal itu terjadi saat Timbul Lingga berusaha menanyakan apa maksud Eliakim bertindak arogan.
Persoalan ini bermula dari surat masuk yang dibacakan Sekretaris Dewan (Sekwan) Mahadin Sitanggang yang berisikan usulan dari komposisi AKD dari Partai Gerindra yang ada di Fraksi Indonesia Raya.
BACA JUGA: Miris...234 Ibu Rumah Tangga Mengidap HIV
Surat pertama ini hanya ditandatangani ketua fraksi, yaitu Oberlin Malau. Atas maksud isi surat pertama itu, pimpinan DPRD kemudian mendapatkan surat kedua yang ditandatangani Sekretaris Fraksi Indonesia Raya dari partai Gerindra, Henri Dunan Sinaga dan anggota Hotmaulinan Malau.
Hadirnya dua surat ini sempat menimbulkan perdebatan alot di antara seluruh pimpinan dan anggota dewan. Argumetasinya adalah, soal kesempatan bagi partai Gerindra untuk menyelesaikan masalah internal partai atau mengabaikan salah satu surat atau kedua-duannya.
Di tengah perdebatan alot itu, ternyata ada juga muncul surat dari pimpinan partai Gerindra.
Untuk masalah ini, seluruh pimpinan DPRD serta para anggota sempat menskor rapat dengan tujuan memberikan kesempatan 1 jam kepada anggota DPRD dari Partai Gerindra.
Hal itu sesuai dengan permintaan dari Henri Dunan Sinaga untuk membicarakan masalah yang ada dengan Oberlin Malau yang saat itu kebetulan tidak mengikuti paripurna.
Namun saat sidang dilanjutkan kemudian, tetap tidak ada titik temu, meski pun Oberlin Malau sudah datang dan mengikuti rapat paripurna.
Dengan nada meninggi, Oberlin sempat memberikan pernyataan akan menuntut pimpinan sidang paripurna jika melanjutkan rapat.
“Ijinkan kami mendiskusikan masalah ini dengan pengurus DPD partai kami. Karena apa yang akan kami usulkan juga bagian dari masukan DPD Gerindra,” ucapnya.
Apa yang disampaikan Oberlin ini menuai tanggapan berbeda-beda dari para dewan. Bahkan Wakil Ketua DPRD Timbul Lingga sempat mengatakan bahwa sidang harus dilanjutkan dan mengabaikan apa yang dimohonkan Oberlin, karena saat rapat paripurna sebelumnya tidak hadir.
Mendengarkan itu, berkali-kali Oberlin meminta agar pimpinan DPRD dan seluruh anggota dewan yang hadir menghormati partai Gerindra. Caranya adalah, menskors rapat sehingga Oberlin Malau berkesempatan meminta masukan dari pengurus DPD Gerindra.
Maksud ini juga mendapat dukungan dari DPRD di Fraksi Hanura, yaitu Frans Bungaran Sitanggang dan Kennedy Parapat. Namun kedua wakil ketua dan anggota DPRD di luar Fraksi Demokrat dan Fraksi Nurani Keadilan tetap mendorong agar rapat paripurna penyusunan AKD dilanjutkan.
Hal itu juga sempat menimbulkan gejolak dan Oberlin Malau memberikan pernyataan keras. “Kalau dilanjutkan, saya tuntut pimpinan sidang,” jelasnya bernada tinggi.
Adu argumentasi ini sempat berlarut-larut dengan munculnya interupsi yang bersahut-sahutan dari para anggota rapat. Bahkan secara berulangkali ketiga pimpinan sidang memberikan kesempatan bagi dewan lain untuk menyampaikan pendapat dan masukan.
Eliakim yang melihat itu langsung menyampaikan bahwa persoalan yang ada sulit untuk diputuskan. Saat itu dia juga mengangkat palu sidang dengan cepat.
Selanjutnya Eliakim langsung mengetuk dengan keras dan menyatakan bahwa rapat paripurna diskorsing. Anehnya, sikap itu diputuskan tanpa memberikan kesempatan ke yang lain. Sontak, dua wakil ketua dan beberapa anggota DPRD lain kaget.
Mangatas Silalahi dan Timbul Lingga juga sempat bertanya kepada Eliakim soal sikap itu. Namun hal itu tidak mendapat respons, sampai akhirnya keduanya membantingkan pengeras suara ke meja ketika Eliakim hendak turun tangga meninggalkan sidang.
Saat itulah nyaris terjadi adu fisik. Mangatas sempat ingin membuka bajunya dan mengajak Eliakim berkelahi. Anggota DPRD Siantar, Rini Silalahi mencoba menenangkan Mangatas. Anggota lainnya, Ronald Tambunan mencoba menarik dan melerai Eliakim.(pam/hez)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bisnis Lendir Eks Dolly Masih Beraksi, Puluhan PSK Tertangkap
Redaktur & Reporter : Budi