Ratu Kena Flu

Sabtu, 05 Oktober 2013 – 07:27 WIB

jpnn.com - SERANG-Dua hari setelah penetapan adiknya Tubagus Chaeri Wardana atau TCW sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah bak hilang ditelan bumi. Sudah dua hari ini dia tidak tampak mengikuti berbagai kegiatan pemerintahan Provinsi Banten.

 

Bahkan salah satu agenda penting, Paripurna Istimewa  HUT Banten ke-13, kemarin (4/10) juga tidak dia hadiri.

BACA JUGA: Kejagung Siap Konfirmasi ke Kajari Lubuk Pakam

Selain Atut yang tak datang, tak satupun keluarganya tampak dalam acara tersebut. Padahal biasanya pada acara besar seperti itu, keluarga besar Ratu Atut Chosiyah yang kebanyakan menduduki jabatan penting di daerah itu selalu hadir.

BACA JUGA: Mataram Berpotensi Tenggelam

Pantauan INDOPOS (grup JPNN) di lokasi Paripurna DPRD Banten, suami Atut yakni Hikmat Tomet yang juga anggota DPR RI dari Partai Golkar dan kembali mencalonkan dari Dapil Serang-Cilegon juga tak tampak batang hidungnya.

Begitu pula putranya, Andika Hazrumy (anggota DPD asal Banten) yang juga Caleg DPR RI asal Partai Golkar Dapil Pandeglang-Lebak. Ade Rossi Kharunnisa (menantu Ratu Atut yang juga Istri Andika Hazrumy) yang saat ini menjabat Wakil Ketua DPRD Kota Serang dan Calon Anggota DPR Banten Dapil Kota Serang juga tak datang. Adik kandung Atut, Ratu Tatu Chasanah yang juga Wakil Bupati Serang juga tidak hadir.

BACA JUGA: Desak Pemilukada Gunung Mas Diulang

Begitu juga, Tb Haerul Jaman (adik tiri Atut) yang menjabat Wali Kota Serang dan Airin Rachmi Diany (Adik Ipar Gubernur Banten dan Istri Tb Chaeri Wardana) juga tidak terlihat. Diiperoleh informasi, Airin saat ini tengah berada di Amerika Serikat. Tak hanya itu, hari istimewa kilas balik pembentukan provinsi juga tak dihadiri sejumlah pejabat eselon II Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.
       
Wakil Gubernur Banten Rano Karno usai Paripurna Istimewa HUT Banten ke-13 saat ditanya wartawan enggan berkomentar perihal penangkapan dan penetapan adik Gubernur Atut yang akrab disapa Wawan oleh KPK. Bahkan Rano juga terkesan bungkam tentang ketidakhadiran Gubernur Atut pada Paripurna HUT Banten ke-13 tersebut.

Sepanjang pengamatan INDOPOS, baru kali ini Gubernur Atut tidak hadir dalam acara penting tersebut. ”Kalau masalah penangkapan itu saya no comment. Saya tidak tahu duduk masalahnya. Kalau Ibu Gubernur, saya juga tidak tahu. Namun yang jelas, ibu sejak beberapa hari lalu memang kondisinya sakit. Tidak enak badan. Flu. Komunikasi masih lancar, masih terus BBM-an,” terangnya kepada sejumlah wartawan termasuk INDOPOS, kemarin (4/10).
      
Bahkan saat ditanya tentang pencekalan bepergian ke luar negeri terhadap Gubernur Atut oleh KPK, Rano Karno juga menegaskan dirinya tidak mau menanggapinya. Namun dia memastikan, Pemerintahan Provinsi Banten tetap berjalan normal.

”Tidak ada yang berubah, tidak pengaruh pasca pencekalan itu,” paparnya. Saat ditanya apakah dia siap menggantikan Atut sebagai Gubernur Banten jika nanti pemeriksaan KPK dia dinyatakan bersalah?

”Waduh pertanyaannya jebakan. Engga lah, komunikasi kami baik-baik. Kita tunggu saja bagaimana nanti pemeriksaan,” kata mantan artis era-80 an tersebut. Sementara itu, Sekda Banten Muhadi saat ditanya gonjang-ganjing penangkapan Wawan dan ketiadaan Gubernur Atut, tampak tak suka dengan berondongan pertanyaan wartawan.

Muhadi yang juga kerabat dekat Airin Rahmi Diany, Wali Kota Tangsel yang juga isteri Wawan sempat meminta belasan wartawan menanyakan tentang itu kepada Wakil Gubernur Rano Karno. Namun saat wartawan terus bertanya, pejabat esselon I Pemprov Banten itu akhirnya memberikan jawaban sekenanya.

Dia mengatakan, terkait pencekalan Gubernur Atut pihaknya belum menerima surat resmi atau tembusan dari KPK. Bahkan, ujar Muhadi lagi, pihaknya juga belum bisa memberikan upaya hukum. ”Ya belum ada surat resmi atau tembusannya. Kami belum bisa banyak berkomentar tentang itu,” tandasnya.
 
Sedangkan juru bicara Gubernur Banten, Sitti Ma’ani Nina membenarkan jika Gubernur Banten sakit sejak beberapa hari lalu. Dia mengaku sakitnya bukan karena pencekalan yang dilakukan KPK atau karena penangkapan adiknya Wawan, melainkan sebelum-sebelumnya sudah kurang sehat.

”Ibu sakit. Flu berat sejak empat hari lalu,” katanya. Namun saat ditanya keberadaannya, Nina enggan berkomentar lebih jauh.  
     
Untuk diketahui, KPK mengeluarkan surat pencekalan bepergian keluar negeri terhadap Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah sejak 3 Oktober 2013 lalu kepada Dirjen Imigrasi. Dalam surat itu, alasan pencegahan Atut yakni guna memudahkan proses penyelidikan dugaan tindak pidana korupsi dalam penanganan perkara gugatan sengketa Pilkada 2011-2013 pada MK. (bud)

 

:ads="1"

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kanwil Kemenag Tunggu Data dari Pusat soal Honorer K1


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler