Ratusan Perawat dan Bidan Gelar Demo, Ini Tuntutannya

Minggu, 04 Desember 2016 – 07:47 WIB
Ratusan perawat dan bidan serta karyawan RSUD Chasan Boesorie kembali menuntut Pemprov Maluku Utara membayar jasa medis dengan cara menggelar aksi di areal parkiran Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasan Boesoerie, Jumat (2/12). FOTO: Malut Post/JPNN.com

jpnn.com - TERNATE - Karyawan RSUD Chasan Boesorie kembali menuntut Pemprov Maluku Utara membayar jasa medis dengan cara menggelar aksi di areal parkiran Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasan Boesoerie, Jumat (2/12) sekira pukul 09.19 WIT.

Tuntutan yang disampaikan ratusan perawat dan bidan itu terkait jasa mereka yang masih belum dibayar  pihak RSUD. Yakni jasa medis BPJS selama 5 bulan dan jasa umum untuk 2 bulan ditamba uang kontrak selama 4 bulan.

BACA JUGA: GNPF-MUI Ancang-ancang Buka Cabang

Massa aksi tersebut juga menyayangkan sikap manajemen RSUD Chasan Boesoerie yang terkesan tak mengurus uang jasa ke Pemprov Malut.

"Kami minta segera bayar hak kami, jika tidak, semua karyawan akan terus melakukan demo,” koar Ifan, koordinator aksi kemarin.

BACA JUGA: Braakk! Sengaja Tabrak Mobil Debt Collector

Akibat aksi tersebut, pelayanan untuk pasien rawat jalan terganggu karena jalan menuju ruang pelyanan rawat jalan tertutup. Namun, untuk pelayanan pasien rawat inap berjalan normal.

“Kami bekerja seperti biasa. Tak pernah kami menutup pelayanan. Semoga kasus ini dapat segera diselesaikan dan kami bisa bekerja seperti biasanya,” kata Ifan.

BACA JUGA: Rela Dinikahi Ipar, Ijab Kabul di Hadapan Kakak yang Koma

Setelah melakukan aksi di depan rumah sakit, pendemo ditemui Direktur RSUD Ch Boesorie, dr. Syamsul Bahri untuk hearing. Pada kesempatan itu, Symasul meminta kepada para pendemo agar bersabar dan menunggu sampai pada Senin (5/12) pekan.

Dia juga minta kepada pendemo untuk kembali ke ruangan masing-masing untuk bekerja seperti biasanya. Namun penyampaikan Syamsul mendapat penolakan dari pedemo. Mereka meminta ada kepastian pembayaran jasa medis. “Jika tak ada kepastian maka demo akan tetap berlanjut,” ungkapnya pendemo di hadapan Dirut.

Namun, saat hearing berlangsung, tiba-tiba terjadi kericuhan. Salah satu keluarga pasien bernama Rizki semprot massa aksi. “Kalau datang di rumah sakit hanya demo, lebih baik pulang saja. Akibat kalian demo kami tidak bisa mengurus surat rujukan,” semprot Rizki.

Tidak terima dengan perkataa Rizki, pendemo langsung naik pitam dan menarik Rizki. Pendemo pun mengamuk. “Kami juga manusia yang butuh makan,” kata salah satu massa aksi.

Beruntung pihak polisi langsung mengamankan Rizki dan meredam massa aksi yang sedang naik pitam. Aksi pun berlanjut hingga pukul Para pendemo pun akhirnya.

Aksi kembali berlanjut hingga pukul 12.00 WIT. Pendemo pun akhirnya membubarkan diri secara tertib saat pihak manajemen rumah sakit menyatakan akan menyampaikan tuntutan pendemo ke Sekretaris Provinsi (Sekprov) Malut.

Dirut dr. Syamsul Bahri, saat dikonfirmasi mengaku akan berkoordinasi dengan Setda Provinsi untuk menyelesaikan masalah ini. ”Memang hak para medis belum dibayar. Sekarang kita masih berkoordinasi dengan sekretariat daerah dan biro keuangan. Nanti, hasilnya seperti apa akan kami sampaikan kepada mereka,” katanya.(JPG/cr-03/jfr/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Catat! PNS Harus Pakai Gas Ukuran Segini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler