Rawat Kesetiakawanan Demi Perkuat Persatuan

Rabu, 20 Desember 2017 – 02:17 WIB
Yudi Latif dilantik menjadi kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila atau UKP-PIP oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (7/6). Foto: Fathra N Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Bangsa Indonesia harus terus merawat nilai keilahian dan kesetiakawanan sosial sebagai perwujudan penerapan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Upaya itu bisa menjadi obat mujarab dalam menangkal berbagai ancaman seperti intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

BACA JUGA: Kelola Keberagaman Demi Persatuan dan Peradaban

Kepala Unit Kerja Presiden (UKP) Peningkatan Ideologi Pancasila (PIP) Yudi Latief menerangkan, menurut Pancasila, manusia sebenar-benarnya adalah manusia yang menjalankan nilai-nilai keilahian sesuai dengan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.

“Dengan demikian manusia Indonesia harus bisa mengimplementasikan sifat keilahian tersebut dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Yudi, Selasa (19/12)..

BACA JUGA: Perkuat Kerukunan dan Kesetiakawanan demi Menjaga Persatuan

Selain itu, lanjut Yudi, kodrat manusia adalah hidup bersama. Karena itu kebersamaan merupakan keragaman yang tidak dapat ditolak.

Dengan begitu, hidup dalam kebersamaan dengan cinta masih yaitu rahman rahim adalah mutlak. Untuk mengimplementasikan cinta kasih itu yaitu dengan adil dan beradab.

BACA JUGA: Gus Yaqut: Ansor Tak Akan Pernah Berhenti Menjaga Indonesia

"Jika kita sudah menjalankan adil dan beradab maka tidak mungkin seseorang akan melalukan pengeboman karena memang sudah tertanam nilai-nilai rahman rahim tersebut,” imbuh Yudi.

Dia mengatakan, Pancasila merupakan titik keseimbangan Indonesia sebagai negara majemuk serta sebagai titik tuju pemberi orientasi ke mana bangsa ini akan diarahkan.

Tanpa Pancasila, Indonesia dengan keanekaragaman agama, ras, suku, partai, dan lapisan sosial sampai kapan pun akan sulit mencari titik temu.

Oleh karena itu, lanjut Yudi, perlu ada kesadaran untuk terus merawat dan mengamalkan Pancasila.

Menurutnya, harus diakui ada yang salah dalam pembelajaran dan pengamalan Pancasila di masa lalu.

Seolah-olah Pancasila hanya kepentingan negara, sementara rakyat hanya diminta melaksanakan.

“Pancasila itu kepentingan kita semua. Negara majemuk seperti Indonesia kalau kita tidak sama-sama merawat dan mengamalkan Pancasila, akan rugi,” tukas dia.

 Selain itu, Yudi juga menjelaskan bahwa agama juga mengajarkan untuk hubbul wathan minal iman yaitu mencintai tanah air merupakan sebagian dari iman. Maka wajib hukumnya berjihad jika tanah air kita dicaplok oleh bangsa lain.

Yudi mengajak kepada seluruh masyarakat agar bijak melihat dinamika yang terjadi akhir-akhir. Seperti kasus korupsi yang jelas sangat tidak sesuai dengan Pancasila, dia mengajak masyarakat untuk tidak menyalahkan Pancasila, tetapi itu terjadi karena perbuatan oknum.

“Mari kita jaga bangsa ini dengan sikap setia kawan dan tenggang rasa dan menyelesaikan segala masalah dengan mengedepankan musyawarah,” tutup Yudi Latief. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibarat Pohon, Pancasila Harus Dipupuk dan Dipelihara


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler