JAKARTA -- Investasi yang masuk ke Indonesia selama kurun waktu 2010, cukup besarYakni mencapai Rp200 triliun lebih
BACA JUGA: KUR Rugi Hingga Rp60,02 Miliar
Angka ini melebihi target yang ditetapkan pemerintah sebelumnya yang berkisar diangka Rp150-180 triliun‘’Minat investasi di Indonesia sangat tinggi
BACA JUGA: Penyaluran BBM Sesuai Kebutuhan Daerah
Realisasi investasi selama 2010 saja sudah Rp200 triliun lebihBACA JUGA: World Bank Beri Pinjaman Rp7,2 Triliun
Ini menunjukkan kita memiliki peluang besar untuk investasi,’’ ujar Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Hatta Rajasa pada wartawan di Jakarta, Jumat (19/11).Untuk mengantisipasi besarnya minat investasi ke dalam negeri, pemerintah hingga saat ini masih mengalami beberapa kendalaDiantaranya, lanjut Hatta, ekonomi biaya tinggi, persoalan infrastruktur, tumpang tindih peraturan dan korupsi.
Pemerintah pun akan berupaya terus meminimalisir berbagai penghambat investasi tersebutSelain itu, pemerintah juga akan mempertimbangkan memberi insentif tax) pajak terhadap capital inflow yang deras masuk ke Indonesia akhir-akhir ini.
‘’Nanti akan kita bahas satu persatuIni (pemberian insentif pajak) tidak bisa semua diratakanKita harus melihat dulu investasinya dan pengaruhnya bagi IndonesiaTax kita tidak hanya mengacu pada fiskal tapi juga non fiskal, ’’ kata Hatta.
Meningkatnya capital inflow ke Indonesia kata Hatta, membuktikan bahwa kinerja perekonomian Indonesia secara fundamental melalui perusahaan-perusahaan dalam negeri, cukup mendapat tempat dimata investorNamun demikian, pemerintah berharap capital inflow yang masuk tidak hanya dinikmati kalangan perusahaan tertentu saja melainkan harus bisa secara merata.
‘’Jangan menumpuk hanya pada satu perusahaan sajaBeberapa sudah harus siap, guna memanfaatkan iklim yang bagus iniKetika AS semakin membaik, saya tidak khawatir akan terjadi pembalikan (capital outflow), karena Indonesia cukup bagus ekonominyaIndonesia juga belum pernah ngemplang hutang,’’ kata Hatta.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Target Raup Investasi USD 2,5 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi