jpnn.com - Kartunis kawakan Pramono R. Pramoedjo menilai bahwa kualitas karikatur di Indonesia menurun sejak era reformasi dibandingkan dengan masa Orde Baru. Penilaian itu ia paparkan setelah menjadi juri karya peserta Anugerah Adinegoro 2013.
Tahun ini, seperti dijelaskan dalam siaran pers, tema Anugerah Adinegoro 2013 adalah Demokrasi dan Citra Bangsa. Kompetisi diikuti oleh 42 karya dari sepuluh media, dengan sepuluh unggulan masing-masing lima karya bertema demokrasi dan lima karya bertema citra bangsa.
BACA JUGA: Jadi Saksi, Momentum Anas Jelaskan Posisinya di Hambalang
Era reformasi, kata Pramono, sebenarnya memberi kebebasan pada karikaturis untuk berpendapat melalui karya-karya mereka. “Tugas kitalah untuk melatih para karikaturis muda untuk meningkatkan diri,” katanya.
Pramono berharap, tema tersebut bisa dapat diuji selama tiga tahun ke depan. Bagaimana para karikaturis bisa menghasilkan karya yang memberi pesan serta mengajak pembaca untuk berpikir dan merenung lebih dalam.
BACA JUGA: Hukum Mati Raih Rp 50 Juta
Hendrikus David Arie Mulyatno dari Suara Pembaruan dengan karyanya “RIP Penegakan Hukum" akhirnya memenangkan Anugerah Adinegoro tahun ini. Ia berhak mendapat piagam, trofi dan uang tunai Rp 50.000.000. Hadiah akan diserahkan pada acara puncak Hari Pers Nasional (HPN) di Bengkulu pada 9 Februari 2014.
Anugerah jurnalistik Adinegoro diselenggarakan setiap tahun untuk memberi penghargaan pada karya terbaik jurnalistik investigasi, jurnalistik foto, jurnalistik karikatur, jurnalistik televisi, jurnalistik tajuk rencana dan jurnalistik karikatur. Tahun ini panitia Hari Pers Nasional juga menyelenggarakan dua penghargaan untuk jurnalistik media siber dan jurnalistik infotainment. (jpnn)
BACA JUGA: SBY Mengaku Sedih, Marah dan Prihatin
BACA ARTIKEL LAINNYA... Curigai Isu Teroris Ditunggangi Tolak Penutupan Dolly
Redaktur : Tim Redaksi