JAKARTA - Program rehabilitasi lahan pesisir pantai dengan tanaman bakau (mangrove) di beberapa wilayah tanah air disinyalir bermasalahSalah satu indikasinya, tingkat keberhasilan hidup tanaman di lapangan sangat rendah
BACA JUGA: ICW: Copot Jaksa Agung
Padahal, dana yang digulirkan cukup besarKunjungan Komisi IV ( Bidang Kehutanan ) DPR menemukan banyak lokasi rehabilitasi mangrove yang gagal
BACA JUGA: JAM Pengawasan Temui Hendarman
Misalnya, di pesisir Kabupaten Indramayu Jawa Barat, puluhan ribu tanaman mangrove mati dan hanya menyisakan tonggak bambu bekas tanamanBACA JUGA: Daerah Bakal Miliki Pengadilan Tipikor
”Ini suatu hal yang sangat serius, bukan main-mainHarus diselidiki faktor penyebabnyaBila disebabkan oleh tindakan penyelewengan di lapangan seperti penyunatan anggaran atau pendekatan keproyekan, ini harus segera diusut tuntas,” ujar Wakil Ketua Komisi IV Suswono di Jakarta
Politisi PKS itu menilai dana untuk program harus ditelusuri”Apakah dana program Dinas Kabupaten atau program GERHAN (Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan) Departemen Kehutanan Pusat,” katanya.
Alumnus Insititut Pertanian Bogor itu menambahkan, konsep GERHAN selama ini terkesan lebih didominasi pendekatan keproyekanAkibatnya, hasil di lapangan tidak seperti yang diharapkan”Sangat disayangkan kalau anggaran yang telah dikeluarkan terkesan sia-sia,” katanya
Program GERHAN sendiri sebenarnya telah mengalokasikan biaya pemeliharaan tanaman diluar biaya pembelian bibit dan penanaman”Kalau dilihat dari sistemnya, harusnya tanaman untuk rehabilitasi dapat dirawat karena memang ada biaya untuk ituKalau kemudian puluhan sampai ratusan hektare tanaman mati, perlu diselidiki ada apa dibaliknya,” katanya.
Suswono mengutip laporan Departemen Kehutanan, tingkat keberhasilan program GERHAN mencapai 75 persenNamun, laporan lain dari berbagai LSM menyebutkan tingkat keberhasilannya hanya 40 persen”Perlu investigasi tim independen terhadap realisasi GERHAN, khususnya rehabilitasi mangrove yang bermasalahTim ini seyogyanya berasal dari kalangan perguruan tinggi dan tim pakar yang dapat menyelidiki faktor penyebab kegagalan tanamanApakah faktor alam atau faktor kelalaian manusia,” katanya
Suswono menegaskan agar aparat penegak hukum tidak segan-segan menyeret mereka yang terbukti sengaja menyelewengkan program rehabilitasi lahan, baik itu GERHAN maupun program lain yang berasal dari dana negara”Ironis sekali jika dana untuk memperbaiki lingkungan diselewengkan untuk kepentingan pribadi,” katanya
Dephut mengalokasikan anggaran sebesar Rp 8,5 triliun untuk pelaksanaan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan 2008Luas GERHAN ditargetkan 1,7 juta hektare.
Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS) Dephut Darori mengaku belum mendapat laporan lengkap tentang kegagalan rehabilitasi mangrove di beberapa wilayah”Nanti kalau sudah ada secara detail kami akan jelaskanSekarang masih didata,” katanya.(rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mutasi Jilid Dua Setelah Latgab
Redaktur : Tim Redaksi