Rekaman Telepon Bocor, Pangeran MBS Makin Ketahuan Belangnya

Sabtu, 03 November 2018 – 08:49 WIB
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud bersama putranya, Pangeran Muhammad bin Salman. Foto: REUTERS

jpnn.com, RIYADH - Arab Saudi bermuka dua. Di hadapan media mereka seakan menyesali pembunuhan Jamal Khashoggi yang begitu sadis. Tetapi, kepada sekutunya, Riyadh menjelek-jelekkan kolumnis Washington Post itu. Hal itu terungkap dalam rekaman telepon Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) dan Jared Kushner.

Washington Post dan The New York Times mengungkapkan bahwa pada 9 Oktober lalu MBS membicarakan kematian Khashoggi lewat sambungan telepon.

BACA JUGA: Pak Sabam Sesalkan Tindakan Arab Saudi pada Tuti Tursilawaty

Dua tokoh yang dia ajak bicara adalah Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton dan Jared Kushner. Kepada menantu Presiden AS Donald Trump itu, MBS meyakinkan bahwa Khashoggi adalah orang yang berbahaya.

"Beliau menyebut korban anggota Muslim Broterhood (Ikhwanul Muslimin)," terang sumber Washington Post, mengutip percakapan telepon dua tokoh itu, Kamis (1/11). MBS tahu benar bahwa rezim Trump menentang Ikhwanul Muslimin.

BACA JUGA: Saudi Menampar Muka Sendiri Jika Serahkan Jenazah Khashoggi

Khashoggi dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober lalu. Saat perbincangan telepon itu berlangsung, rezim MBS belum mengakui bahwa Khashoggi menjadi korban pembunuhan.

Begitu percakapan rahasia itu bocor ke publik, keluarga Khashoggi bereaksi. "Dia bukan orang yang berbahaya. Konyol sekali jika mereka mengatakan yang sebaliknya," kata salah seorang anggota keluarga besar Khashoggi.

BACA JUGA: Hampir Semua Buruh Migran Dieksekusi Saudi tanpa Notifikasi

Hingga kemarin (2/11), keberadaan jenazah Khashoggi masih misterius. Penasihat Kepresidenan Turki Yasin Aktay pernah menyatakan bahwa penyidik meyakini jasad Khashoggi tidak dipotong tanpa alasan. Itu dilakukan untuk memudahkan penghilangan jejak. Beberapa sumber internal Turki menduga bahwa jasad Khashoggi dihilangkan dengan zat tertentu.

Kedatangan Jaksa Penuntut Saudi Saud al-Mojeb ke Istanbul juga tidak banyak membantu. Dia malah tertarik melihat telepon genggam jurnalis 59 tahun tersebut. Mojeb seakan ingin tahu siapa saja orang-orang yang berbicara dengan Khashoggi.

Namun, Turki tidak bodoh. "Kami takut, jika informasi ini kami berikan, teman-teman Khashoggi terancam," ujar sumber pemerintahan Turki. (sha/c4/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Dukung Moratorium Pengiriman TKI ke Arab Saudi


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler