Rektor Atma Jaya Ungkap Tantangan Besar Sarjana

Jumat, 16 November 2018 – 15:17 WIB
Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko. Foto: Ist for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko mengatakan, para lulusan perguruan tinggi akan menghadapi banyak tantangan pada masa mendatang.

Salah satunya disebabkan situasi dunia yang penuh ketidakpastian. Bukan saja dari sisi ekonomi, tetapi juga dalam hal politik, sosial, dan juga peradaban.

BACA JUGA: Membedah Keunggulan Savira dan AtmaZeds Karya Atma Jaya

Faktor lainnya adalah situasi dalam negeri yang penuh dinamika, terutama menjelang Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019.

"Paling tidak hingga April 2019 nanti dinamika sosial politik cenderung memanas, ditandai dengan berbagai perdebatan, khususnya di media sosial," kata Prasetyantoko, Jumat, (16/11).

BACA JUGA: Go Digital, Atma Jaya Andalkan 4 Software Sistem Pendidikan

Karena itu, dia meminta 1.136 sarjana baru program sarjana, pascasarjana, dan doktor Unika Atma Jaya yang diwisuda pada Senin (12/11) mempersiapkan diri dengan baik.

Dia menambahkan, lulusan perguruan tinggi tidak cukup berdiam diri.

BACA JUGA: Unika Atma Jaya Hadirkan Peraih Nobel Bidang Kedokteran

Para sarjana harus mengambil peran aktif untuk memastikan proses demokrasi.

"Tindakan kecil seperti menyeleksi berita yang akan kita sebarkan di media sosial atau saring sebelum sharing bisa menjadi langkah penting dalam situasi seperti sekarang ini,” lanjut Prasetyantoko.

Menurut Prasetyantoko, tantangan lainnya yang perlu dicermati adalah teknologi yang membuat robot yang menggantikan manusia.

Karena itu, manusia dituntut memiliki kemampuan yang tak bisa diambil alih oleh robot.

Misalnya, kemampuan memecahkan masalah yang kompleks secara kritis dan reflektif, kreativitas dan empati, koordinasi dan negosiasi, serta hal lain yang memerlukan kapasitas insani.

Prasetyantoko menegaskan, revolusi digital tak berarti meminggirkan total manusia.

Namun, diperlukan pemakanaan baru akan pembagian kerja, wewenang, dan peran antara manusia dan robot.

“Manusia dituntut untuk melakukan tranformasi secara mendasar dan memaksimalkan genuine creativity-nya dengan belajar terus-menerus,” kata Prasetyantoko. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prodi Komunikasi Unika Atma Jaya Terapkan Digital Learning


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler