Sebuah bus yang membawa puluhan pelajar kelas XII SMAN 1 Panongan, Tanggerang yang hendak studi tour, terguling di Cicenang, Tanjakan Emen
BACA JUGA: Pasangan Kumpul Kebo Didenda Rp 800 Ribu
Bus Dewi Sri dengan nomor polisi G 1615 BE itu mengalami kecelakaan pada pukul 13.00.Kapolres Subang AKBP M Awal Chairuddin SIK MH, melalui Kasat Lantas AKP Agun Guntoro SH didampingi Kapolsek Jalancagak Kompol H Agus Suryana SH, membenarkan adanya peristiwa naas tersebut
Kecelakaan tersebut bermula saat bus Dewi Sri yang melaju dari arah Bandung menuju Sari Ater melintas di jalan menurun dan menikung
BACA JUGA: Diincar BPK, Bendahara KPU Menghilang
Bus pun tidak terkendali kemudian oleng ke kiriBACA JUGA: Penertiban Babi Tunggu Rapat Muspida
Kemudian keluar bahu jalan dan membentur tebing di jalur tersebutSetelah membentur, bus terguling ke kanan dan terlempar sekitar 40 meter," kata Agun kepada Pasundan Ekspres (grup JPNN).Akibat kejadian tersebut, Raisya Putri Zuraida, balita berusia 1 tahun 3 bulan, anak salah seroang guru, meninggal duniaEnam orang luka berat dan 12 orang lainnya luka ringan"Korban segera dilarikan ke Klinik Medika Assyfa Ciater, Puskesmas Jalancagak bahkan ada yang langsung ke RSUD Ciereng untuk pertolongan pertama," tambahnya.
Petugas Puskesmas Jalancagak pun mengatakan, ada sekitar 16 orang yang dibawa ke tempatnyaNamun karena lukanya cukup parah ada beberapa yang dirujuk ke RSUD Ciereng"Korban kebanyakan menderita patah tulang dan lecet," cetus petugas Puskesmas Jalancagak, Yayat.
Sesaat setelah bus terguling, Hadi Sutarno (42) warga kampung Utan RT03, RW02, Kelurahan Wanasari, Kabupaten Tanggerang, yang merupakan pengemudi bus, langsung kabur menuju kantor polisi terdekatHadi mengakui, dirinya tidak kuat mendengar jeritan penumpang bus yang bersimbah darah di dalam busDirinya langsung memberhentikan truk dan minta diantar ke kantor polisi terdekat.
"Saya langsung ke Polsek Jalancagak untuk melaporkan kejadian dan meminta perlindungan, karena takut dihakimi massa," ujarnya kepada media ini.
Ketika dimintai keterangan mengenai kejadian tersebut, Hadi mengaku bahwa penyebab kejadian tersebut akibat rem blongSebelum menuju Ciater, bersama satu bus lainnya, Hadi mengaku mereka sempat beristirahat di Cikole selama 30 menitSaat itu, rem masih berfungsi ketika melintasi jalan menurun atau menanjak.
"Namun ketika di Tempat Kejadian Perkara (TKP), tiba-tiba rem blong dan saya pun sempat menanyakan kepada kernet busSaya tidak panik dan mencoba menggunakan rem tangan, namun masih tetap lolosKecepatan pada saat itu sekitar 70 kilometer per jam," terangnya.
Keputusannya membelokkan ke kiri jalan, menurut Hadi menjelaskan, adalah karena dirinya tidak mau mengambil resiko yang lebih besar jika tidak keluar ke bahu jalanSoalnya di depan bus, ada empat mobil lainnya yang akan terhantam, bahkan bisa menjadi kecelakaan dan memakan korban yang lebih banyak.
"Kalau terus mengikuti jalur, bukan hanya mobil yang searah dengan saya yang akan kena, tetapi yang berlawanan arah pun pasti juga akan lebih parah," jelasnya(vry)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Bayi Malang Butuh Biaya Perawatan Besar
Redaktur : Tim Redaksi