Resesi Ekonomi Lebih Parah, Singapura Devaluasi Mata Uang

Kamis, 23 April 2009 – 13:18 WIB
SINGAPURA – Resesi ekonomi yang membelit Singapura diperkirakan lebih parah dari proyeksi semulaKementerian Perdagangan dan Industri Singapura atau The Ministry of Trade and Industry (MTI) memprediksi produk domestik bruto (PDB) negaranya akan turun 6-9 persen tahun ini

BACA JUGA: Cadangan Gas Senoro Lebih Kecil

Itu berarti turun dratis dari estimasi awal yang hanya 2-5 persen.

"Proyeksi awal kami memperhitungkan kuartal I yang lemah
Namun, perkiraan baru mengindikasikan bahwa angka PDB GDP yang sebenarnya akan lebih rendah dari perkiraan semua dengan perubahan yang signifikan," tutur MTI dalam pengumumannya.

Sebelumnya, performa terburuk Singapura sejak menjadi republik pada 1965 terjadi pada 2001 saat ekonominya mengalami kontraksi 2,4 persen

BACA JUGA: CLSA dan Semesta Indovest Diadukan ke Bapepam-LK

Revisi proyeksi ekonomi 2009 ini kali keempat sejak November 2008
Itu merefleksikan betapa parahnya resesi di negara kota yang sangat mengandalkan pada perdagangan itu ketika ekspor elektroniknya dan barang-barang manufaktur lain merosot tajam.

"Revisi itu sangat mengejutkan," ungkap Leong Wai Ho, ekonom dari Barclays Capital

BACA JUGA: Pemerintah Gandeng 200 Perusahaan untuk Brand Indonesia

"Ini refleksi bahwa keadaan bisa menjadi lebih buruk, terutama untuk permintaan ekspor."

Analis lain memprediksi ekonomi Singpura akan menyusut hingga sembilan persenTapi, analis Standard Chartered Bank menilai proyeksi kontraksi ekonomi lebih buruk dari 10 persen tahun ini terlalu pesimistisBulan lalu, Lee Kuan Yew mengatakan, ekonomi negaranya bisa merosot hingga 10 persen jika ekspor terus turun tajam

Kendati keluar proyeksi tersebut, indeks saham the Straits Times di Singapura justru ditutup menguat 1,08  persen ke posisi 1.897,02.

Revisi terbaru itu muncul setelah data paling gres menunjukkan bahwa PDB Singapura menurun hingga 11,5 persen pada kuartal I lalu dibandingkan periode sama tahun laluItu lebih parah dibandingkan koreksi 4,2 persen pada tiga bulan terakhir 2008.

MTI mengatakan, hampir semua sektor ekonomi Singapura pada kuartal I 2009 terpukulTerutama, yang paling terpukul adalah penurunan eksporSektor manufaktur menurun 29 persen year on year akibat merosotnya ekspor elektronik, produk kimia, dan biomedical.   
"Dengan banyaknya mitra dagang Singapura yang dililit resesi, sektor manufaktur akan terus melemah hingga akhir 2009," kata MTI.

Menyusul keluarnya data tersebut, bank sentral Singapura atau The Monetary Authority of Singapore (MAS) mengumumkan mengambil kebijakan lebih mudah dengan mendevaluasi mata uang Negara ituSaat ini dolar Singapura (SGD) diperdagangkan di level USD 1,5Itu sinyal bahwa perekonomian global sudah di titik bawah.

Langkah MAS itu mengulangi apa yang dilakukan sebelumnya pada 2002 dan 2003Pengamat ekonomi memperkirakan penurunan mata uang Singapura bias berkisar 1,5-2 persen.

Sebagian analis menilai bahwa kebijakan tersebut keluar bersamaan dengan keluarnya data kontraksi ekonomi pada Januari-Maret laluClaudio Piron, analis JPMorgan Chase, menilai langkah MAS itu termasuk konservatif. 

Sebagian analis memperhitungkan penurunan mata uang sebagai pilihan terbaik dalam sistem ekonomi yang sangat bergantung pada perdagangan di tengah resesi saat ini.  Langkah lain adalah menurunkan nilai tukar secara bertahap.

"Menurunkan nilai tukar adalah langkah tepat tanpa membuat pasar berharap di tengah pelemahan dolar Singapura," kata Emmanual Ng, analis OCBC Bank

Tahun ini, performa dolar Singapura berada di peringkat kedua dari bawah ketimbang negara-negara Asia lainnyaMata uang ini hanya naik tipis SGD 1,497 terhadap dolar AS dari SGD 1,515 sebelum pengumuman dan diperdagangkan di level SGD 1,5005 per dolar AS siang kemarin(AFP/RTR/aan/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Stok Beras Cukup Hingga 9 Bulan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler