RI Dinilai Tak Serius Urus Masalah FTA

Selasa, 20 Oktober 2009 – 17:26 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia John Prasetyo menilai bahwa Indonesia cenderung reaktif, atau bisa dikatakan tidak serius, dalam menangani masalah Free Trade Agreement (FTA) bilateral antara Indonesia dengan Australia"Dalam menangani masalah ini, seharusnya pemerintah harus perlu menelaah dan menyiapkan strategi sebelum melakukan negosiasi FTA

BACA JUGA: BPK Tetap Bidik Bank Century

Di sini harus jelas antara untung dan ruginya," ujar John di Jakarta, Selasa (20/10).

Dikatakan John, FTA bisa berdampak positif terhadap kepentingan Indonesia, namun dalam perundingannya perlu strategi khusus agar keuntungannya dapat diraih
"Contohnya, dalam proses negosiasi

BACA JUGA: Animo Kursus Membatik Meningkat

Kita jelas meminta akses pasar untuk mangga dari Probolinggo atau yang lainnya
Itu yang mesti jelas dulu," ujarnya.

Masih di tempat yang sama, salah seorang ekonom, Pande Radja Silalahi, juga sempat menjelaskan bahwa persaingan di masa mendatang adalah pertarungan kebijakan pemerintah antar negara

BACA JUGA: Pertamina Beriklan, KPPU Kelabakan

"Tanpa pemihakan pemerintah untuk memperkuat, perusahaan lokal akan sangat sulit nantinya," kata Pande.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Distribusi, Perdagangan dan Logistik, Benny Soetrisno, menerangkan bahwa sebelum menjalin FTA, pemerintah harus meminta rekomendasi dari para pelaku usaha"Dengan sikap seperti itu, tentunya terkait dnegan penentuan kriteria normal tracks, sensitive track, atau super sensitive track," tegasnya.

Dari sekian FTA yang sudah diteken Indonesia, lanjut Benny, hanya kesepakatan dengan Jepang yang meminta pendapat pelaku usaha mewakili setiap sektorBahkan ironisnya katanya, langkah itu adalah inisiatif dari Jepang sendiri dan bukan dari pemerintah RI"Bagaimanapun, harus disamakan dulu persepsinyaBarulah government to government," tukasnya(cha/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Industri Kreatif Butuh Modal Ventura


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler