jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim mengkritisi pengiriman 1.200 guru ke-12 negara. Program tersebut dinilai tidak akan bisa menyelesaikan masalah pendidikan di tanah air.
Mestinya pemerintah memikirkan bagaimana meningkatkan kesejahteraan guru honorer. Ada 735.825 guru honorer di sekolah negeri dengan status tidak jelas dan pendapatan minim. Bahkan ada yang hanya Rp 50 ribu per bulan.
BACA JUGA: Target Pemerintah, 2023 Tidak Ada Lagi Guru Honorer
Sementara total kekurangan guru di sekolah negeri mencapai 988.133 guru ditambah 51.458 guru yang pensiun 2018.
"Kekurangan guru kita makin melebar tapi pemerintah memilih memberangkatkan 1.200 guru ke luar negeri. Bahkan tahun depan berencana memberikan beasiswa S2 dan S3 bagi guru," kata Ramli dalam pernyataan resminya, Kamis (28/2).
BACA JUGA: Doni Gianto Honorer: Gaji Kuli Lebih Besar Daripada Guru
Ramli mengaku gagal paham dengan kondisi ini. Lain yang gatal, lain pula digaruknya.
Kalau pun pemerintah kecewa dengan rekrutmen honorer yang amburadul, tidak jelas, semaunya kepsek dan tanpa kriteria jelas, menurut Ramli, fokus saja untuk menutup kekurangan guru yang jumlahnya lebih dari sejuta itu.
BACA JUGA: 93 Honorer K2 Tuntut Terbitkan NIP CPNS, Ada yang Menangis
"Maaf, sesungguhnya saya senang dengan pemberangkatan ini karena hampir semua yang lolos dari 1.200 guru ini adalah anggota IGI. Namun, mengapa hal seperti ini tidak dilakukan setelah mencukupkan guru PNS di sekolah-sekolah negeri?," kritiknya.
"Apakah pengangkatan PNS di sekolah negeri menjadi tanggung jawab Pemda?," sambungnya.
Meski begitu, Ramli mengucapkan selamat kepada guru-guru IGI yang berangkat ke luar negeri. Pastikan bermanfaat buat negeri tercinta. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perlu Perhatian Khusus Bagi Guru Honorer Berusia Di Atas 50 Tahun
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad