BACA JUGA: NTB Tuntut Cukai Rokok
Ini membuat petugas keamanan dari Polres Jombang kerepotan.Ribuan orang ini seakan tidak peduli tempat praktik Ponari ditutup
BACA JUGA: Uang Pengganti Korupsi Ruislag Disetor ke KPK
Sambil membawa gelas plastik, mangkuk, hingga ember, mereka tetap menunggu
BACA JUGA: Jumat, GM Panggabean Pulang
"Kata orang-orang, Ponari ada di rumahSiapa tahu nanti dia buka praktik kembali," ujar Cakim, salah seorang pengunjung dari Kerawang, Jawa Barat.
Praktis hingga Rabu siang, Dusun Kedungsari tetap saja dijubeli sekitar 5.000 pengunjungBahkan sebagian masih rela duduk menunggu di jalur antreanKarena konsentrasi massa tak kunjung menyusut, Polres Jombang akhirnya mengambil tindakanKarena jika dibiarkan terus, bisa muncul gejolak dari ribuan massa yang "telantar" ituSekitar pukul 14.00, Polres Jombang mengerahkan satu truk personel Dalmas, beserta jajaran Reskrim dan Intelkam
Dipimpin langsung Wakapolres Jombang Kompol Deden Supriyatna Imhar, petugas bermaksud menetralisir situasi di tempat praktikAda pula kekhawatiran, ribuan massa akan masuk secara paksa sekaligus memaksa Ponari melakukan pengobatan.
Bahkan, massa semakin bertindak tidak rasionalMereka mulai menyerbu bilik pompa air, tak jauh dari rumah PonariHal ini diawali isu bahwa Ponari baru saja mandi di tempat ituSecara berebutan, massa mengambil air dari pompa air tersebut
Sekitar pukul 15.00, polisi akhirnya membuka pintu masuk ke tempat praktik Ponari
Massa pun langsung menyerbu masukMaksud awalnya, petugas yang dipimpin Kompol Deden memberi pengertian pada massa, untuk meninggalkan lokasi
Karena tempat praktik ini telah diputuskan ditutup, hingga batas waktu yang belum ditentukanKetika Kompol Deden membacakan pengumuman, massa semakin merangsek hingga membentuk lingkaranBegitu mendengar kata-kata "ditutup", massa pun semakin gusar
Sahut-menyahut, mereka terus menentang penutupan ituAda berbagai alasan yang mereka lontarkanAntara lain, pengobatan ini merupakan berkah bagi orang miskin, ataupun bentuk pertolongan dari TuhanBahkan sejumlah orang tidak percaya jika Ponari sakit, karena si bocah itu justru yang bisa menyembuhkan orang sakit
Situasi pun semakin memanasApalagi setelah seorang ibu mendatangi Wakapolres sembari mengamukIa mengaku sudah berhari-hari menginap di tempat Ponari, tapi belum juga mendapatkan pengobatanApalagi saat ini tempat praktik itu telah ditutup
Ia bahkan mengaku sudah kehabisan bekalMelihat reaksi si ibu, massa pun semakin emosi, hingga nyaris terjadi kericuhanAkhirnya, dengan pertimbangan keamanan, petugas memutuskan untuk melayani pengobatanTetapi khusus bagi pengunjung yang telah mendapatkan kupon"Kami akan membuka kembali pengobatan, asalkan bapak ibu bisa tertib!" tegas Wakapolres.
Kendati demikian, langkah penutupan tetap dilaksanakan oleh Polres JombangKetika kericuhan nyaris terjadi di kediaman Ponari, petugas Satlantas mulai melakukan blokadeKedua jalur masuk ke Dusun Kedungsari ditutup bagi pengunjung
Hal ini dilakukan agar tidak terus terjadi penumpukanKarena meski sudah ditutup, pengunjung terus berdatangan hingga melebihi daya tampung dusun itu sendiri"Keputusannya sudah bulat, bahwa tempat praktik ini ditutupUntuk itu kita terus berjaga untuk melakukan penutupan arus," jelas Kasatlantas AKP Siswanto melalui Kaur Bin Ops Iptu Achmadi.
Ponari Belum Berani Sekolah
WALAUPUN sudah menghenntikan pengobatan alternatif, namun Ponari belumlah sepenuhnya bebasSehari pascapenutupan yang dilakukan jajaran Muspida Kabupaten Jombang, Ponari belum bisa beraktivitas seperti semulaBahkan belum bersekolah, ataupun sekadar bermain bersama teman-temannya
Pasalnya, hingga kemarin (11/2), ribuan pengunjung masih saja memadati Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, JombangSehingga tidak mungkin bagi Ponari untuk bebas bepergian"Hari ini Ponari belum masuk sekolahSepertinya hingga 2 atau 3 hari ke depan, dia belum berani keluar rumah," ungkap Kepala SDN Balongsari II, Miharso, ketika ditemui di kantornya.
Perkiraan Miharso memang cukup beralasanKehadiran pengunjung di Desa Balongsari memang di luar kendaliBahkan proses belajar mengajar di SDN Balongsari II sempat tergangguTepatnya pada hari Senin (9/2) lalu, ketika terjadi insiden jatuhnya dua korban jiwa dalam sehari
Saat itu, lanjut Miharso, ratusan pengunjung yang keleleran memenuhi halaman sekolahTermasuk di lantai depan kelas-kelasKarena situasi yang hiruk-pikuk, proses belajar mengajar di sekolah itu pun tergangguSehingga pihak sekolah terpaksa memulangkan seluruh siswa sebelum waktunya, sekitar pukul 10.00 pagi
"Tetapi sebelumnya kami sudah izin kepada pihak pengawas TK dan SD," jelasnya.
Di sekolahnya, Ponari dikenal biasa-biasa sajaTidak ada yang menonjol dari siswa bertubuh kurus ituBaik dalam prestasi akademis, maupun dalam perilakunya selama di sekolahTetapi di mata teman-temannya, Ponari dikenal sebagai siswa yang baik
Kiki, salah satu teman sekelas Ponari bahkan mengaku kangenKarena sudah sekitar tiga minggu ini, Kiki tidak bisa bertemu dengan Ponari"Dia anaknya baik, lucu, dan tidak nakal," ungkapnya polos.
Terkait penutupan tempat praktik, Miharso mengaku menyambutnya dengan positifKarena sejak tempat praktik itu dijubeli puluhan ribu orang, Ponari sudah tidak bisa bersekolahSelain itu, perjalanan siswa dan guru menuju sekolah pun terganggu
Karena setiap pagi, mereka harus terjebak kemacetan di antara para pengunjung PonariMiharso berharap, penutupan ini bisa menjadi jalan yang terbaikMeski ia sendiri juga merasa prihatin apabila banyak orang sakit yang tidak terlayani"Kami menyerahkan kepada pihak Muspida saja, bagaimana keputusan yang terbaik," katanya(doy/yr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Chikungunya Serang 14 Dusun di Lombok Utara
Redaktur : Tim Redaksi