"Akuisisi diharapkan selesai akhir bulan ini
BACA JUGA: Indeks Terjegal Aksi Jual
Cadangannya sekitar 50 juta ton sementara kalori yang dimiliki sebesar"5 ribu kkal (kilo kalori)," ujar Direktur Keuangan UNTR, Gidion Hasan, di Jakarta, kemarin.Gidion mengatakan kalori yang terkandung pada tambang batu bara tersebut masuk skala menengah
BACA JUGA: Penerbangan Nonreguler Tumbuh Minim
Meski begitu, Gidion enggan menjelaskan lebih lanjut detil akuisisi termasuk nama perusahaan tersebut dan lokasi tambangDana akuisisi tersebut berasal dari penerbitan saham terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue belum lama ini
BACA JUGA: IHSG Lirik Level 4100
UNTR menerbitkan sebanyak 403,257 juta saham baru atau sekitar 10,8 persen pada harga Rp 15.050Dari right issue tersebut perseroan mendapat dana segar sebesar Rp 6,07 triliun.Dari dana tersebut sekitar 45 persen atau sekitar Rp 1,7 triliun dialokasikan untuk keperluan akuisisi"Sebagian dari dana tersebut yang digunakan untuk akuisisi tambang ini," terusnya, enggan merinci.
Akuisisi tambang batu bara merupakan bagian dari rencana strategi perseroan yang telah direncanakan sejak tahun laluTambang yang semestinya bisa diambil alih pada 2010 ternyata tidak berjalan sesuai rencanaNegosiasi yang sudah mendekati tahap final, batal setelah pemiliknya tidak menemui kesepakatan dengan perseroan.
Manajemen kemudian menunda rencana akuisisi hingga awal 2011 dan akuisisi kembali dilakukan dengan tahap baruSekretaris Perusahaan UNTR, Sara KLoebis, mengatakan tambang ini sama seperti tiga tambang yang diakuisisi perseroan pada 2009 dan 2010 yaitu merupakan tambang baru yang belum diolah (green field)"Karena masih greenfield, setidaknya butuh waktu 10 bulan untuk memulai produksiUntuk tahap awal produksi kami targetkan sekitar 0,5 juta ton," kata Sara.
Tahun lalu UNTR telah mengakuisisi 60 persen kepemilikan tambang milik PT Agung Bara Prima (ABP) senilai USD 15,9 jutaTambang ABP juga merupakan tambang yang belum diolah dengan target produksi optimal pada 2012 sebesar 9 sampai 10 juta ton.
Selain ABP, UNTR juga telah memiliki tambang sendiri yaitu PT Tuah Turangga Agung (TTA) dan PT Dasa Eka Jasatama (DEJ), yang diakuisisi pada 2008Pada 2010, angka produksi tambang UNTR dari dua tambang tersebut sebesar 3 juta tonTahun ini, jumlah produksi akan meningkat seiring dengan tambahan produksi dari TTA yang diperkirakan sekitar 1 juta ton.
Target total untuk produksi tambang batubara tahun ini diharapkan mencapai angka 4 juta ton atau naik 33,33 persen dari 2010 sebanyak 3 juta tonSementara mengenai penjualan alat berat yang dicapai hingga pertengahan tahun ini, Sara mengatakan telah mencapai 4.300 unit.
Raihan tersebut menurutnya cukup positif terutama dengan banyaknya gangguan yang terjadi pada semester I/2011, di antaranya adalah gempa dan tsunami yang melanda JepangDengan jumlah penjualan tersebut, dia optimis target akhir 2011 sebanyak 7 ribu unit.
Karena perolehan tersebut telah mencapai 61 persen dari target maka perseroan hanya membutuhkan penjualan sebanyak 2.700 unit untuk mencapai target penjualan sepanjang tahun tersebut"Dengan penjualan alat berat yang telah mencapai 4.300 pada semester I/2011, tentu kami optimis target bisa tercapaiApalagi permintaan juga masih tinggi," ungkapnya.
Menurutnya penjualan alat berat Komatsu menunjukkan tren peningkatan tahun ini seiring dengan kenaikan harga jual komoditas sehingga perusahaan batu bara dan perkebunan meningkatkan ekspansinyaDengan penjualan yang meningkat tersebut juga berpotensi menaikkan pendapatan dari sektor jasa service dan penjualan suku cadang alat beratUntuk sektor ini, UNTR membidik penjualan sebesar Rp 5 sampai 6 triliun(gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjualan Semester I Toyota Tumbuh 8 Persen
Redaktur : Tim Redaksi