BACA JUGA: DI Bojonegoro Harga Cabe Meroket
Sebab, rob yang terjadi kali ini tidak hanya menggenangi pemukiman warga di sekitar pelabuhan, tapi juga mengganggu aktivitas perkantoran di kawasan tersebutWali Kota Semarang Sukawi Sutarip menuding rob yang semakin parah itu akibat pihak Pelabuhan Tanjung Emas mengambil air bawah tanah secara besar-besaran
BACA JUGA: Opera Van Java Dituding Lecehkan Hindu
Akibatnya, terjadi penurunan tanah, dan membuat permukaan air laut justru lebih tinggi dari daratan."Rob di pelabuhan itu karena faktor penurunan tanah akibat pelabuhan mengambil air bawah tanah secara besar-besaran untuk kemudian dijual ke kapal-kapal yang bersandar
Pengambilan air bawah tanah yang tidak terkontrol itu, lanjutnya, menyebabkan tanah di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas setiap tahunnya mengalami penurunan
BACA JUGA: Walkot Ingkari Izin, Pendirian Karaoke Kisruh
Penurunan tanah itulah yang menjadi penyebab terjadinya rob.Terkait pemakaian air bawah tanah itu, lanjut Sukawi, sebenarnya pemkot melalui PDAM sudah menyediakan jaringan pipa besar ke kawasan Pelabuhan Tanjung Emas"Sejak 2006 lalu pipa PDAM sudah masuk ke sana, tapi nggak dipakai," tandasnya.
Salahkan Reklamasi
Berbeda dengan wali kota, General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Tanjung Emas Semarang Bambang Subekti justru menuding penyebab terjadinya rob lantaran kegiatan reklamasi yang ada di pantai Kota SemarangPihaknya geram karena izin-izin reklamasi yang ada tanpa melalui rekomendasi dari Pelindo.
Namun Sukawi langsung membantah keras tudingan tersebutIa bersikeras bahwa rob di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas karena faktor penurunan tanah akibat pengambilan air bawah tanah"Reklamasi itu sudah sesuai dengan kajian," kilahnya.
Untuk mengatasi rob ini, Sukawi juga mengaku hanya mengandalkan Megaproyek Waduk Jatibarang yang tahun ini sudah mulai digarapSedangkan solusi pengendalian rob untuk jangka pendek sudah hampir pasti tidak ada lagi.
Sukawi yakin jika Megaproyek Waduk Jatibarang terealisir, maka rob dan banjir di Kota Semarang secara signifikan bakal teratasiDalam megaproyek senilai Rp 1,7 triliun tersebut di antaranya akan ada normalisasi terhadap 4 sungai di Kota SemarangYakni, Kali Banjirkanal Barat, Kali Asin, Kali Baru, dan Kali Asin.
"Sekarang ini kolam retensi yang menjadi bagian proyek itu sudah mulai dibangunPolder Banger juga sudah mulai dikerjakan, jika ini selesai pasti akan teratasi," tuturnya optimistis.
Terpisah, Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Energi Sumber Daya Mineral (PSDA ESDM) Kota Semarang Fauzi mengatakan, pada April, Mei, dan Juni memang masa puncak robSehingga dirinya tidak kaget jika saat ini rob begitu mengganasDitambah lagi, kondisi curah hujan yang cukup panjang diakui juga semakin membuat rob tinggi.
"1,5 tahun musim hujan nggak berhenti, genangan air hujan menjadi satu dengan robSehingga itu menimbulkan genangan air yang tinggi, seperti yang ada di kantor Bea dan Cukai itu," urainya.
Fauzi juga optimistis jika pembangunan kolam retensi dan Polder Banger selesai, setidaknya rob dan banjir di sebelah selatan Arteri Yos Sudarso akan teratasi"Selatan arteri robnya akan terkurangi, seperti di Kemijen, Tanah Mas, Jalan Hasanudin, dan Kampung Petek," katanya.
Dalam jadwal yang sudah disusun, pembangunan kolam retensi dan Polder Banger akan selesai dalam jangka waktu dua tahunSehingga jika tahun ini dimulai, maka efektif bisa mengurangi rob pada 2012 mendatang.
Sukawi ketika ditanya bantuan kepada warga yang terkena rob mengatakan, bagi warga apabila yang terkena penyakit, diberikan fasilitas pengobatan secara gratis di pukesmas sekitar"Puskesmas kami sediakan secara gratis untuk warga yang terjangkit penyakit akibat rob," ujarnyaNamun, untuk bantuan material, pihaknya tengah memikirkan ke depan, juga air bersih, diambilkan dari PDAM.(nag/aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasil Ternak di Subang Menurun
Redaktur : Tim Redaksi