Ronda Sudah Gencar, Teror Bakar Mobil dan Motor Masih Terjadi

Jumat, 08 Februari 2019 – 00:32 WIB
Irjen Pol Condro Kirono (dua dari kanan) berdialog dengan warga RW 12 Gisikdrono, Semarang Barat, Rabu dini hari (6/2), dalam rangka mencegah aksi teror bakar mobil dan motor. Foto: M. Hariyanto/Jawa Pos Radar Semarang

jpnn.com - Mencegah terulangnya aksi teror bakar mobil dan sepeda motor di Semarang dan sekitarnya, polisi menggelar patroli gabungan, pemeriksaan di jalan-jalan protokol, hingga operasi senyap belasan polsek. Jika sulit siskamling, pengurus kampung diminta bikin one gate system.

Agas Putra Hartanto, Semarang

BACA JUGA: Analisis Polisi kasus Teror Bakar Mobil dan Sepeda Motor

RINTIK hujan membasahi halaman Mapolrestabes Semarang, Jawa Tengah, Rabu dini hari (6/2). Meski begitu, 728 personel gabungan kepolisian tetap berdiri tegap di posisi masing-masing.

Mereka mendengarkan dengan saksama pengarahan dari Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono yang memimpin langsung apel operasi antisipasi teror pembakaran kendaraan itu.

BACA JUGA: Pelaku Teror Bakar Mobil dan Motor Diduga Kelompok Terlatih, Siapa Dalangnya?

”Sasaran operasi adalah pengendara kendaraan roda dua. Kita hentikan, periksa dengan cara yang santun,” ucapya.

Teknis pelaksanaan operasi disesuaikan dengan tugas kesatuan maupun arahan setiap Kapolsek sesuai wilayah masing-masing. Satlantas menggelar pemeriksaan statis di beberapa jalan protokol ibu kota Jawa Tengah.

BACA JUGA: Menurut Al Chaidar, Mudah Lacak Pelaku Teror Bakar Mobil, Begini Caranya

Satreskrim dengan Tim Elang melaksanakan operasi mobile, sedangkan personel dari 16 polsek lain memilih melakukan operasi senyap berpakaian preman.

BACA JUGA: Pelaku Teror Bakar Mobil dan Motor Diduga Kelompok Terlatih, Siapa Dalangnya?

Operasi digelar sebagai bentuk upaya pencegahan sekaligus memetakan kembali pola dan daerah rawan untuk menunjang pengungkapan serta penangkapan pelaku. Sebab, rangkaian 17 aksi yang sudah terjadi seluruhnya minim saksi.

Bahkan, polisi hanya mengantongi rekaman CCTV (closed circuit television) dari dua TKP di Jalan Gaharu Utara Dalam VI, Banyumanik, dan Menoreh Timur II, Gajahmungkur. Itu pun dengan kualitas gambar beresolusi rendah.

Condro turun langsung meninjau sejumlah pos keamanan lingkungan (poskamling) di kawasan Semarang Barat. Salah satunya di RW 12, Kelurahan Gisikdrono.

’’Saya mengupayakan semaksimal mungkin penjagaan ke seluruh RT untuk digalakkan, Warga bergerak semuanya, jangan sampai takut, kami siap menghadapi,” ujar Yamin, ketua RW 12, kepada Condro dan rombongan.

Wajah semringah lantas mengembang dari wajah Condro. Menurut dia, maraknya aksi teror tersebut justru menjadi momen bangkitnya kesadaran masyarakat untuk menciptakan kondisi aman di lingkungannya masing-masing.

Tidak mungkin setiap jengkal di Kota Semarang bisa diawasi oleh petugas. Bantuan masyarakat sangat dibutuhkan.

Jika siskamling sulit dilakukan rutin, setidaknya mengatur akses keluar masuk kampung dengan one gate system di atas pukul 24.00. Tujuannya, agar mudah mengawasi. Jika ada anggaran sebaiknya memasang CCTV di sudut-sudut kampung.

”Manakala masyarakat menemukan orang mencurigakan bisa segera mengamankan dan melapor ke petugas,” terang Condro.

Pukul 01.30, Jawa Pos bergeser ke Mapolsek Ngaliyan untuk mengikuti operasi senyap blusukan ke kampung-kampung. Sekitar 50 personel diterjunkan ke 10 kelurahan yang ada di Kecamatan Ngaliyan. Berdasar data analisa dan evaluasi Polrestabes Semarang, Ngaliyan menjadi daerah paling rawan aksi teror.dengan jumlah lima kejadian.

BACA JUGA: Analisis Polisi kasus Teror Bakar Mobil dan Sepeda Motor

Kawasan tersebut merupakan kawasan padat penduduk. Namun, fasilitas penerangan di beberapa kelurahan masih terbilang kurang. Yakni, Kelurahan Beringin dan Tambak Aji. Tak ayal, jika malam hari kawasan tersebut sepi. Potensi untuk terjadinya tindak kriminilitas pun tinggi.

Bersama Kapolsek Ngaliyan AKP Samsu Wirman, tim menyisir kawasan Candi Raya, Srikaton, hingga Purwoyoso. Perkampungan tersebut berpotensi menjadi sasaran aksi teror selanjutnya.

Sebab, banyak akses untuk menuju tiga kawasan tersebut. Bisa melalui Jalan Prof. Hamka, Jalan Kawasan Industri Candi, dan Jalan Gatot Subroto.

Beberapa RT juga tidak memiliki portal dan siskamling tidak berjalan dengan baik. Padahal, situasi saat itu terbilang sangat sunyi. Bahkan, ada beberapa yang tidak memiliki pintu pagar.

”Saya sudah beberapa kali rapat dan berkoordinasi dengan Pak Lurah, RW, dan RT. Jika memang tidak bisa ronda, tolong dibuat portal agar satu jalur saja untuk masuk ke perkampungan,” ucap Samsu.

Sementara itu, di Perumahan Beringin Asri III, ronda menjadi kegiatan wajib bagi warganya. ”Kalau nggak datang kena denda Rp 5 ribu,” ucap Abdul Wahid, salah seorang warga.

Namun, memang ronda hanya berlangsung hingga pukul 01.00. Sebab, mayoritas penghuni merupakan lanjut usia. Untuk mengantisipasi setelah pukul 01.00 hingga menjelang subuh, setiap gang ditutup dengan portal.

BACA JUGA: Menurut Al Chaidar, Mudah Lacak Pelaku Teror Bakar Mobil, Begini Caranya

Meski sudah dinilai cukup aman, nyatanya masih juga terkena aksi teror pembakaran motor. Sebuah sepeda motor milik Alexander Gumilang hangus. Akses menuju rumah dia memang tidak diportal lantaran berada di tepi jalan utama perumahan. Menurut Wahid, Gumilang merupakan warga baru yang baru tinggal 8 bulan.

Tak ayal, kejadian tersebut tentu menjadi evaluasi keamanan di daerahnya. ”Mungkin akan diusulkan memakai CCTV di rapat arisan bulanan pekan depan,” katanya. (*/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Densus 88 Dilibatkan Ungkap Pelaku Pembakaran Kendaraan di Jateng


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler