jpnn.com, AUSTRALIA - Gara-gara sedikit keliru dalam pahatan, sebuah patung di Blackfriars Priory School, Adelaide, Australia, harus ditutup.
Bahkan patung tersebut harus melewati proses evakuasi. Pasalnya, pahatan patung seorang santo itu dinilai provokatif.
BACA JUGA: Lepas dari Mugabe, Masuk ke Mulut Buaya
Sebetulnya, tidak ada yang salah dengan patung tersebut. Patung itu menggambarkan Santo Martin de Porres mengeluarkan roti dari jubahnya, lalu memberikannya kepada seorang anak laki-laki di sampingnya.
Sayang, lokasi si roti kurang pas. Roti tersebut dipahat terlalu dekat dengan jubah.
BACA JUGA: Hariri Tunda Pengunduran Diri
Letaknya di area pinggang pula, sejajar dengan mata si patung anak kecil. Silakan berimajinasi.
Kepala Sekolah Simon Cobiac menjelaskan, patung tersebut berbeda dengan desain awal.
BACA JUGA: Serbia Kecam Vonis Seumur Hidup Pembantai Muslim Bosnia
"Di sketsa dua dimensi yang kami terima pada Mei, patung itu tampak oke-oke saja. Namun, setelah jadi, hasilnya justru dinilai provokatif," ungkapnya sebagaimana dikutip News.com.au.
Karena itu, patung yang dipesan dari pemahat Vietnam itu terpaksa ditutup.
"Kami bakal memanggil pemahat lokal untuk memperbaiki patung itu. Sementara ini, patung Santo Martin de Porres kami tutup dengan kain dan kami pagari," tegas Cobiac.
Sayang, meski kini ditutup rapat, para siswa telah memotret patung itu dan membikinnya viral. Susah memang kalau berhadapan dengan anak zaman now. (Mirror/fam/c7/na/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ke Malaysia, Jokowi Ingatkan WNI Harus Punya Paspor
Redaktur & Reporter : Natalia