Ruhut: Banyak Celah Hukum untuk Tangkap Habib Rizieq

Selasa, 23 Juli 2013 – 15:52 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul menyatakan, perkataan Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Sihab yang menyebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pecundang tidak perlu ditanggapi. Sebab, hal itu hanya membesarkan namanya saja.

"Rizieq itu tidak usah ditanggapi, bikin dia besar saja itu. Dia itu siapa sih? Dia bilang kayak begitu kan supaya dia merasa selevel dengan presiden," ujar Ruhut saat dihubungi, Selasa (23/7).

BACA JUGA: Instansi Pemerintah Wajib Umumkan Lowongan CPNS

Kendati demikian, anggota Komisi III DPR itu menambahkan, meski pasal penghinaan terhadap presiden sudah dicabut Mahkamah Konstitusi (MK) melalui uji materi, masih banyak celah hukum untuk menangkap Rizieq.

"Kelakuan provokator dari Rizieq banyak celah hukum yang bisa dipakai kepolisian dan kejaksaan untuk menangkap Rizieq. Tangkap saja segera," ucap Ruhut.

BACA JUGA: SBY: Tindak Anarkistis Rugikan Islam dan Arab

Seperti diketahui, Habib Rizieq mengatakan dalam peristiwa di Kendal, FPI tidak main hakim sendiri. Mereka mendatangi Polres dan meminta tempat pelacuran ditutup apalagi di bulan Ramadan. Saat itu kata dia, FPI yang dihakimi oleh ratusan preman pelacuran dengan berbagai macam senjata hingga banyak yang terluka. Di Kendal, FPI itu korban bukan pelaku.

"Jadi, dasar tuduhan SBY itu apa? Dan kenapa dalam soal Kendal, SBY begitu semangat bicara tentang FPI yang jadi korban, dan bungkam terhadap sikap pelaku preman pelacuran bersenjata dan tempat pelacuran yang buka buka siang malam di bulan Ramadhan?" ujarnya.

BACA JUGA: Kekerasan Kelompok Berseragam FPI Muncul di YouTube

Karena itu Habib Rizieq mengatakan, SBY bukan seorang negarawan yang cermat dan teliti dalam menyoroti berita. Ia menyebut orang nomor satu di pemerintahan Indonesia itu sebagai seorang pecundang.

"Kasihan, ternyata SBY bukan seorang negarawan yang cermat cermat dan teliti dalam menyoroti berita. Tapi hanya seorang pecundang yang suka sebar fitnah dan bungkam terhadap maksiat. Seorang presiden muslim menyebar fitnah dan membiarkan maksiat, ditambah lagi melindungi Ahmadiyah dan aneka mega skandal korupsi, sangatlah mencederai ajaran Islam," ucapnya. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadirkan Saksi Meringankan untuk Djoko


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler