BACA JUGA: Dua Warga Prancis Diduga Otak Al-Qaeda
Tidak diketahui jelas apakah bangunan itu hancur akibat serangan tersebut.Sebagaimana dilaporkan New York Times, konfirmasi soal serangan artileri dan korban yang ditimbulkannya tersebut, setidaknya muncul dari dua narasumber
BACA JUGA: April, Ekspor Cina Jatuh 22,6 Persen
Thurairaja Varatharajah, seorang dokter pemerintah yang bekerja di kawasan itu, serta dari seorang pejabat politik dalam website yang digunakan oleh kelompok Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE).Seperti disebutkan dr
BACA JUGA: Paus Dukung Palestina Merdeka
Sang dokter pun menyebutkan bahwa dalam beberapa jam berikutnya, serangan mortir pun berlanjut dengan hebatnyaIa menyebutkan bahwa korban tewas sejauh ini telah mencapai 49 orang.Perkiraan jumlah korban yang disebutkan sang dokter tak beda jauh dengan apa yang disampaikan di website pro-kelompok pemberontak Macan TamilDengan mengutip seorang pejabat administratif bernama K Tharmakulasingam, mereka menyebutkan bahwa setidaknya 47 orang telah tewas dan 55 orang lainnya terluka.
Hanya saja, dalam beberapa bulan belakangan memang agak sulit untuk memverifikasi pemberitaan soal bentrok bersenjata, serangan, maupun aksi balasan, dalam 'perang pahit' berkepanjangan antara pemerintah dan kelompok Macan TamilPara jurnalis independen dan kebanyakan lembaga bantuan telah diusir keluar dari kawasan perang itu, demikian juga dengan sejumlah kamp pengungsian yang sempat menampung ribuan orang.
Kawasan perang yang terletak di wilayah utara Sri Lanka itu, saat ini sebenarnya telah semakin menyempit sampai luasnya tak lebih dari dua mil persegi sajaHal itu akibat tekanan pasukan pemerintah yang terus mengepung dan perlahan mempersempit ruang gerak gerilyawan Macan Tamil.
Yang jelas, terkait hujan serangan artileri terakhir ini, LTTE menyalahkan pasukan tentara (pemerintah)Sebaliknya, kendati tak ada komentar terhadap serangan ke rumah sakit itu, pemerintah kerap membantah pernah menggunakan artileri, persenjataan berat, maupun melakukan serangan udara di kawasan pertempuran yang diperkirakan masih dihuni 50.000-an warga sipil - kebanyakan dari etnis Tamil - tersebut(ito/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Flu Burung Pergi, Flu Babi Belum Usai, Flu Kuda Mengintai
Redaktur : Tim Redaksi