Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah, Begini Ramalan Analis untuk Esok

Kamis, 26 Agustus 2021 – 16:31 WIB
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut rupiah ditutup melemah 20 poin. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan perdagangan rupiah hari ini ditutup melemah 20 poin terhadap USD.

Bahkan, Ibrahim menyebut sebelumnya mata uang Garuda sempat melemah 31 point di level Rp 14.417 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.397 per USD.

BACA JUGA: Harap-harap Cemas Pelaku Pasar, Bikin Rupiah Tak Kuasa Menahan USD

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 14.400 hingga Rp 14.450 per USD," ujar Ibrahim dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis (26/8).

Ibrahim membeberkan faktor eksternal dan internal menjadi pemicu melemahnya rupiah hari ini.

BACA JUGA: Bayang-bayang Tapering Off The Fed Masih Menghantui Rupiah

Dia menyebut dari luar data menunjukkan pesanan baru untuk barang modal utama buatan AS stabil pada Juli.

Jalur ekonomi AS pun terlihat sesuai jalur dan pertumbuhan ekonomi yang solid pada kuartal ketiga.

BACA JUGA: Kurs Rupiah Mulai Bangkit Pascaterjebak Isu Tapering Off The Fed

Hal itu sebagai dampak dari percepatan pengiriman menunjukkan investasi bisnis dalam peralatan dapat mengimbangi perlambatan yang diantisipasi dalam hal belanja konsumen.

"Fokus di Jackson Hole, Wyoming adalah pidato Gubernur The Fed Jerome Powell, yang akan diuraikan untuk petunjuk tentang waktu dan kecepatan pengurangan stimulus moneter," kata Ibrahim.

Indeks USD terdorong ke level tertinggi 93,734 pada Jumat lalu.

USD terdorong sinyal bahwa pejabat Fed akan melakukan pengetatan atau tapering off.

Sementara itu, dari internal rupiah terdampak pernyataan pemerintah terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 akan mendekati batas atas target, yakni 4,5 persen.

"Apabila pemulihan ekonomi bisa berjalan mulai September hingga akhir 2021, tanpa mengalami disrupsi Covid-19 lagi atau kasus Covid-19 selalu bisa terjaga," katanya.

Kendati demikian, pemerintah memproyeksi ekonomi pada 2021 memang mengalami koreksi ke rentang 3,7 persen sampai 4,5 persen karena disrupsi Covid-19 varian Delta, terutama pada triwulan III-2021.

Namun, target tersebut tercapai jika masyarakat bisa tetap waspada dengan protokol kesehatan, serta dengan adanya kesiapan fasilitas kesehatan, implementasi "3T" (tracing, testing, and treatment), dan percepatan vaksinasi harus diperkuat.

"Dengan demikian, semakin cepat COVID-19 dikendalikan, maka pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) terutama level 4 tidak akan terlalu lama diterapkan agar ekonomi bisa pulih," kata dia.

Selain itu rupiah dipengaruhi oleh ketidakpastian selesainya penularan Covid-19.

"Sejauh ini pun dari literatur dan penelitian para ahli bahwa pandemi masih belum bisa diprediksi ke depannya. Malah ada kemungkinan besar masyarakat akan hidup berdampingan dengan Covid-19," tegas Ibrahim. (mcr10/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Data Ekonomi AS Positif, Isu Tapering Off The Fed Menguat, Waspada Kurs Rupiah Jeblok!


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler