Rupiah Lemah, Hati-Hati Membeli Properti

Rabu, 26 Agustus 2015 – 17:11 WIB
Eddy Hussy. Foto: housing-estate

jpnn.com - NILAI tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus mengkhawatirkan. Pada perdagangan hari ini, Rabu (26/8) nilai tukar rupiah tembus Rp 14.102 per USD. Berbagai sektor, termasuk properti ikut terjungkal karena dolar terus menguat.  

Lalu seberapa besar dampak melemahnya rupiah terhadap sektor properti? Seberapa besar penurunan penjualan properti? Bagaimana strategi yang diterapkan di tengah kondisi perekonomian yang tidak menentu? Berikut petikan wawancara reporter JPNN.com Yessy Artada dengan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Real Estate Indonesia (REI), Eddy Hussy, di Jakarta.

BACA JUGA: Saya Ngurusi Orang Kasmaran

Rupiah sudah di atas Rp 14 ribu, seberapa besar pengaruhnya untuk sektor properti?

Pengaruh itu pasti ada. Dengan nilai tukar rupiah yang merosot pasti akan ada kekhawatiran. Orang akan hati-hati sekali membelanjakan uangnya terhadap semua sektor, termasuk properti ya.

BACA JUGA: Sang Pengadang: Kalau Bukan Polisi, Warga yang Beraksi

Seberapa besar dampaknya?

Kami nggak punya data angka detailnya, tapi angka yang saya dapat dari anggota, ada yang mengalami penurunan 50-60 persen dibanding akhir tahun lalu. Tentu itu (penurunan penjualan properti) nggak bisa kami pukul rata semua perusahaan. Memang ada yang cukup besar pengaruhnya, ada juga yang sedang 30-40 persen penurunannya. Tapi kami cukup terbantu dengan adanya program 1 juta rumah.

BACA JUGA: Tahun Ini Sangat Pintar dengan IQ Tinggi

Prediksi Anda sampai akhir tahun kondisi rupiah seperti apa?

Kalau kami lihat sampai akhir tahun kondisi rupiah masih akan melemah. Itu akan terbantu kalau pemerintah membantu penyerapan anggaran.

Apa strategi yang dilakukan oleh REI?

Tentu mau nggak mau kami harus mengikuti kondisi pasar ya. Kalau penjualan menurun, tentu perusahaan akan lebih hati-hati lagi untuk melaunching produk baru dan akan mengkaji mendalam tentunya.

Berarti sampai akan mengerem launching produk?

Kalau dikatakan mengerem ya nggak juga, mungkin lebih berhati-hati mengambil strategi. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk melakukan itu kalau kondisinya sudah sangat parah. Masing-masing perusahaan pasti sudah buat perhitungan dan kajian sendiri karena rupiah ini kan berdampak hampir ke semua sektor.

Masih optimistis?

Kami ingin berpikir positif. Kita harus yakin kondisi ekonomi ini bisa kembali lebih cepat. Kalau kita lihat, Indonesia ini memiliki market yang besar. Asalkan semua diatur dengan baik. Properti pasti akan terus tumbuh.

Harapan untuk pemerintahan Jokowi-JK terhadap rupiah?

Tentu kami berharap keadaan ini bisa segera kembali normal. Kami sering adakan pertemuan secara inten dengan berbagai stakholders, terutama mengenai kondisi-kondisi yang sudah ada. Harapan-harapan sudah kami sampaikan. Yang jelas nilai tukar rupiah cukup penting menjadi perhatian. Kami berharap tidak ada regulasi-regulasi baru yang membuat pasar menjadi lebih ragu.

Saran untuk masyarakat?

Kalau sudah punya uang dan butuh jangan khawatir untuk membeli properti, beli saja. Tapi tentu juga harus berhati-hati dalam memilih. (chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Saya Kecewa Berat di Riau


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler