"Jauh sebelum DPR menyetujui penjualan saham PT Krakatau Steel, saya duga memang sudah terjadi pengkavling-kavlingan oleh pihak-pihak tertentu, terhadap saham PT KS yang akan dilepas
BACA JUGA: Antisipasi Stok Beras, Suntik Rp3 T
IPO hanya sebatas simbolik pemenuhan aspek legalitas belaka," kata Refrizal, melalui telepon genggamnya dari Padang, Kamis (4/11).Indikasi ke arah itu, lanjut Refrizal, bisa dilihat dari sisi harganya yang terlalu murah, sementara para investor di dalam negeri kesulitan untuk mendapatkan saham KS di lantai bursa
"Sebelum transaksi itu benar-benar terjadi, saya meminta Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Menneg BUMN) Mustafa Abubakar segera menunda penjualan saham PT Krakatau Steel tersebut
BACA JUGA: Alokasi Gas di Sektor Transportasi Harus Diprioritaskan
Kalau diteruskan, hal itu sama saja dengan merugikan negara, dan DPR pasti mengusutnya," ancam Refrizal."Pengalaman masa lalu, seperti penjualan saham PT Semen Gresik, di mana di dalamnya ada PT Semen Padang, cukup jadi pelajaran bagi bangsa ini dalam mengelola aset bangsa
"Saya minta, semua pihak agar transparan dalam menyikapi hal ini, termasuk Kementerian BUMN dan Menko Perekonomian
BACA JUGA: DPR Desak Pemerintah Serahkan RUU Perdagangan
Jangan main kucing-kucingan," tegas Refrizal pula.Refrizal juga menyesalkan terjadinya "penggorengan" harga saham PT KS jauh di bawah nilai investasi kapasitas terpasang"Hitungan saya, harga saham PT KS Rp 850 per lembar saham, setara dengan 35 persen biaya investasi kapasitas terpasangItu bukan murah (lagi) namanya, tapi bagi-bagi saham," ujarnya.
Terakhir, Refrizal juga sangat menyesalkan tidak dibukanya peluang Pemprov Banten untuk membeli saham PT KS"Padahal PT Krakatau Steel itu beroperasi di BantenAkan lebih baik bagi bangsa dan negara ini, jika Pemprov Banten dibukakan akses untuk membeli saham," pungkasnya(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Tunda Negosiasi Perdana Inalum
Redaktur : Tim Redaksi