Saling Tuding sebagai Antek AS, Presiden-Wapres Afghanistan Bertikai

Senin, 23 Februari 2009 – 06:46 WIB
KABUL - Pucuk pimpinan Afghanistan retakPresiden Hamid Karzai dan Wakil Presiden Ahmad Zia Massoud bertengkar dalam sidang kabinet baru-baru ini

BACA JUGA: Diteriaki Bu Presiden, Hillary Balas Melambai

Mereka saling tuduh sebagai antek Amerika Serikat (AS).

Dilaporkan koresponden harian Inggris Daily Telegraph dari Kabul kemarin (22/2), perseteruan disulut oleh pidato Massoud yang menyerang kepemimpinan Karzai dari dua sisi
Massoud menyebut pemerintah Karzai tamak serta mengorup dana penanggulangan bencana kelaparan dan kemiskinan di negeri tersebut

BACA JUGA: Tak Mau Diintervensi, Equador Usir Diplomat AS

Selain itu, Massoud menyebut rencana Karzai menunda pemilu dari Mei hingga Agustus dan memperpanjang masa kekuasaannya adalah pelanggaran konstitusi.

Karzai tentu tak senang dengan pernyataan menyudutkan tersebut
Dia langsung bereaksi dan membalas dengan mengatakan Massoud adalah antek AS dan sudah menyusun konspirasi untuk menggulingkan dirinya.

Lebih dari sepuluh menit orang nomor satu dan dua Afghanistan itu saling melontarkan serangan

BACA JUGA: Pengadilan Irak Tunda Persidangan atas Si Pelempar Sepatu

Agar keretakan tak semakin memecah belah, para menteri di kabinet akhirnya mendinginkan suasana dan mengembalikan diskusi ke agenda pokok pembahasan.

Perseteruan dua tokoh sentral negara itu semakin menggambarkan lemahnya dukungan terhadap pemerintahan Presiden Karzai sejak terpilih pada 2004Baik dukungan dari mitra koalisi pemerintahan maupun negara Barat pendukung terdahulu seperti AS, Inggris, Uni Eropa dan NATOItu semakin terlihat dari pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband dalam kunjungannya ke Afghanistan pekan laluDia mengatakan bahwa bantuan militer dan keuangan Inggris untuk Afghanistan akan kembali cair setelah pemerintahan Karzai mampu mengendalikan penuh roda pemerintahan dan situasi politik.

Serangan Massoud yang mengkritik kebijakan Karzai mengundurkan jadwal pemilu menambah panjang daftar deretan politikus yang menyorot hal serupaBanyak politikus sepuh Afghanistan yang mempertanyakan legitimasi kebijakan pengunduran jadwal pemilu tersebutPadahal, jabatan Karzai seharusnya berakhir pada 21 Mei tahun iniBerdasar konstitusi, pemilu seharusnya dihelat paling lambat April.

Anggota parlemen dari oposisi menduga Karzai bakal memanfaatkan perpanjangan masa jabatan agar terus dapat memanfaatkan fasilitas negara dan meluaskan pengaruh untuk berkampanyeSeharusnya, kata mereka, jeda antara masa jabatan presiden berakhir hingga pelaksanaan coblosan, kekuasaan harus diserahkan kepada pemerintahan sementara yang dipimpin oleh selain kandidat presiden.

Namun, komisi pemilu independen yang ditunjuk Karzai berdalih bahwa pemilu harus diundur tiga bulan untuk mematangkan persiapan sekaligus menunggu kedatangan pasukan AS yang menjanjikan keamananPada 17 Februari lalu, Obama mengumumkan bakal mengirimkan tambahan 17 ribu personel militer ke AfghanistanHanya, Obama tak menyebut kapan tanggal pasti pengiriman pasukan tersebutBahkan, dalam kunjungan ketua DPR AS Nancy Pelosi Sabtu lalu (21/2), waktu pengiriman juga tak disinggung(ape/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Parlemen Israel Pilih Netanyahu jadi PM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler