jpnn.com, SOLO - Pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Agus Riwanto menanggapi langkah PDI Perjuangan atau PDIP menjatuhkan sanksi terhadap Ganjar Pranowo dan FX Hadi Rudyatmo terkait calon presiden (capres).
Agus memandang hukuman yang diberikan PDIP kepada sejumlah kadernya itu memberikan dampak positif bagi partai maupun kader yang bersangkutan, yakni Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Ketua DPC PDIP Surakarta FX Rudy.
BACA JUGA: Ganjar dan Rudy Diberi Sanksi, Kenapa PDIP Ogah Minta Klarifikasi Puan Maharani?
"Saya melihat ini upaya PDIP justru ingin membuat simpati publik kepada tokoh-tokoh PDIP yang diduga menyatakan diri mencalonkan presiden dan mendukung capres, yang menyatakan kesiapan capres kan Pak Ganjar, yang mendukung kan Pak Rudy," kata Agus di Solo, Kamis (27/10).
Kondisi itu dinilai Agus mirip-mirip situasi menjelang Pemilu 2004, di mana pada saat itu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memperoleh banyak simpati publik, karena perselisihan dengan Megawati Soekarnoputri.
BACA JUGA: Pak Berengos Terima Putusan Sanksi Keras dari PDIP dengan Tanggung Jawab
"Saat itu SBY dapat simpati publik yang tinggi, rating SBY naik. Kira-kira PDIP ingin memainkan narasi itu. Jadi, itu untuk PDIP lagi," bebernya.
Agus juga menilai ada kesan bahwa PDIP ingin menegaskan diri sebagai partai yang sedang berkuasa, sehingga ketua umum yang seharusnya menyatakan siapa yang akan menjadi capres.
BACA JUGA: Singgung Ahok & Anies di Tulisan tentang Rishi Sunak, Dahlan Iskan: Kita Iri kepada Inggris
Dengan demikian, katanya, kalau ada orang yang berbicara sebelum ketua umum membuat keputusan, maka itu tidak elok dan harus diberi sanksi.
"Jadi, buat saya ini strategi politik yang dimainkan PDIP untuk meraih simpati publik, untuk PDIP sendiri dan menaikkan rating itu sendiri," ucapnya.
Dengan strategi tersebut, kata Agus, PDIP berharap publik memberi ruang simpati kepada partai maupun kader. "Sekali lagi, ini positif bukan negatif," lanjutnya.
Agus berkata dengan memberikan sanksi itu kepada kader, partai sedang mempertimbangkan siapa tokoh yang akan dicalonkan sebagai capres. Terlebih PDIP punya dua figur yang menonjol, yakni Ganjar dan Puan Maharani.
"Mau Ganjar atau Puan, dua-duanya sama kuat. Kalau PDIP melihat animo publik berdasarkan survei, tampak Ganjar hasilnya lebih tinggi dibandingkan tokoh lain," ujar Agus.
Dalam penilaian Agus, sanksi yang diberikan kepada Ganjar Pranowo terkesan serius, tetapi juga tidak serius.
"Seriusnya sampai dipanggil ke Jakarta, tidak seriusnya cuma ada sanksi teguran. Ada nggak suratnya, secara hukum, kan, itu bukan sanksi. Itu sanksi moral namanya," kata Agus Riwanto.
Kalau bicara hukum, katanya, sanksi itu seharusnya tertulis dan dijelaskan sanksinya berupa apa, kapan dikeluarkan, siapa yang menandatangani, lalu dipublikasikan kepada masyarakat. "Kan, enggak juga," ujarnya.
Melihat kondisi saat ini, Agus berpendapat PDIP bakal mengedepankan bahwa posisi survei publik itu lebih menentukan daripada keinginan partai.
"Saya yakin partai ini (PDIP, red) akan realistis," kata Agus Riwanto. (antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengeroyok Anggota TNI AD Ini Ditangkap Polisi, Pelaku Ternyata
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam