Sarat Tendensi Politis, Pansus Pelindo Malah Bikin Publik Sinis

Jumat, 06 November 2015 – 22:47 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Keberadaan Panitia Khusus (Pansus) Pelindo II ternyata tak sepenuhnya mampu mendapat kepercayaan publik. Alih-alih mendapat dukungan, pansus pimpinan politikus PDIP, Rieke Diah Pitaloka itu justru terus mengundang kecurigaan. 

Menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Arbi Sanit, Pansus Pelindo justru mendapat reaksi negatif dari publik. Menurutnya, publik sulit untuk percaya pada pansus pimpinan politikus PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka itu karena citra buruk DPR yang disandang DPR selama ini.

BACA JUGA: Terpidana Korupsi Al Quran Buka-bukaan soal Permainan Proyek Haji

Arbi mengatakan, publik menganggap gembar-gembor Pansus Pelindo untuk membenahi pengelolaan BUMN hanya angin lalu. Sebab, selama ini DPR juga bukan lembaga yang bersih.

“Pansus seolah-olah ingin membersihkan kotoran di pemerintah. Tapi publik kan melihat, bagaimana mau membersihkan kalau DPR sendiri dianggap lebih kotor?” kata Arbi kepada wartawan, Jumat (6/11).

BACA JUGA: Kepala BKN Kirim Surat Edaran untuk Penjabat Kada, Ini Isinya

Lebih lanjut Arbi mengatakan, publik justru bersikap sinis terhadap Pansus Pelindo yang mengaku ingin membersihkan korupsi di BUMN. Pasalnya, sikap itu juga tergantung pada tingkat kepercayaan publik terhadap DPR yang terus anjlok.

“Siapa sih yang sekarang percaya pada DPR bahwa mereka akan membersihkan korupsi? Makanya publik malah melihatnya sinis karena jangan-jangan pansus ini hanya jadi pemerasan politik saja," ulasnya.

BACA JUGA: Pak Jokowi, Nasdem dan Komisi IX DPR Satu Suara Soal Ini

Arbi menambahkan, keberadaan Pansus Pelindo lebih bertendensi politik ketimbang didasari niat untuk bersih-bersih. Alasannya, lazimnya pembentukan pansus berarti penggunaan hak angket untuk penyelidikan atas pelanggaran terhadap undang-undang yang diduga menyeret presiden.

Namun, Arbi tak melihat Pansus Pelindo itu untuk menyasar presiden. Sebab, arahnya hanya ke level direktur di BUMN.

“Kalau hanya untuk ngurusi dirut, akan jadi pertanyaan apa sebenarnya motif pansus ini. Jangan-jangan benar adanya dugaan bahwa pansus ini hanya pemerasan politik’ oleh kelompok tertentu," ulasnya.(ara/JPNN)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yuddy: Daripada Mengkritik Atasan, Lebih Baik Diam atau Mundur.


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler