Sarniti Minta SBY Selamatkan Anaknya dari Algojo Arab Saudi

Jumat, 11 November 2011 – 13:26 WIB
JAKARTA - Sarniti, ibu kandung Tuti Tursilawati (27), Pembantu Rumah Tangga (PRT) migran asal Cikeusik, Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yang akan dieksekusi mati oleh pemerintah Arab Saudi tak kuasa menahan tangisnya, di Press Room DPR RI, Jumat (11/11).

Kepada awak media di ruangan itu, Sardini mengaharapkan ketegasan pemerintah untuk bisa memulangkan dan menyelamatkan anaknya dari pancungan algojo di Saudi Arabia.

"Saya hanya minta selamatkan anak saya, kembalikan anak sayaBerangkat selamat, pulangnya harus selamat

BACA JUGA: Akil Mochtar: Jangan Amandemen UUD Hanya untuk Kekuasaan

Cuma itu yang kami minta
Kami minta, dukung kami

BACA JUGA: Kualitas Hakim Tipikor Daerah Rendah karena Kesalahan MA

Sekali lagi kami mohon selamatkan anak saya, kembalikan anak saya," ungkap Sarniti sambil menangis.

Sarniti meminta pemerintah dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bisa menyelamatkan anaknya tersebut
"Kami minta kepada bapak Presiden, pemerintah, mohon bantuannya agar Tuti diselamatkan

BACA JUGA: Malinda Akui Sayang, Andhika Jaim

Saya ingin ketemu langsung dengan presiden," kata Sarniti.

"Saya baru tahu anak saya akan dihukum mati dua bulan laluSaya mendapatkan kabar dari SBMISakit (hati) setelah mendengar kabar itu," ungkap Sarniti dengan getir.

Ia mengaku terakhir kontak sama Tuti dua minggu lalu"Tuti  cuma nanyain kabar apa saya sehat, AlhamdulillahTuti mohon doa dari keluarga," lirih Sarniti.

Tangisan Sarniti ini ternyata juga menyentuh hati Anggota Komisi IX DPR RI  Rieke Diah PitalokaRieke juga tak kuasa menahan tangisnya, setelah mendengar ungkapan hati seorang ibu yang menginginkan anaknya pulang dengan selamat ke tanah airSuasana menjadi heningRieke terus meneteskan air mata dan tak mampu berbicara.

Tak lama kemudian, Rieke melanjutkan pembicaraannyaSeperti diketahui, Tuti merupakan PRT migran asal Cikeusik, Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yang diberangkatkan ke Arab Saudi oleh PT Arunda Bayu pada 5 September 2009Tuti bekerja kepada majikannya, Suud Malhaq Alutaibi di Kota Thaif.

Saat bekerja di Saudi, Tuti kerap mendapatkan pelecehan seksual dari majikannyaBahkan Tuti akan diperkosa.

Pada 11 Mei 2010, Tuti  membela diriMenurut Ketua Umum  Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Nisma Abdullah,  Tuti mencoba lariDia mengikat kaki majikannya untuk mencuri kunci rumah yang selalu terkunciMulut majikan ditutup biar tidak berteriak saat Tuti lari"Tutupan mulut yang dilakukan Tuti lah yang menghilangkan nyawa majikannya," kata Nisma di Press Room, Jumat (11/11).

Menurut Nisma, saat lari Tuti bertemu seorang priaNamun bukannya menolong pria tersebut kemudian membawa Tuti, dan bersama delapan rekan lainnya memerkosa Tuti.

Setelah itu Tuti ditangkap polisiKarena tiga jam setelah Tuti kabur, majikannya lapor polisiTuti ditahan di penjara Kota Thaif sampai saat iniSaat ini proses peradilan Tuti telah berakhir dengan penjatuhan vonis hukuman mati.

Tuti tanpa didampingi pengacara dalam melewati proses hukumnya di Saudi.

Rieke sangat menyesalkan itu"DPR sebenarnya sudah mendesak agar ada pengacara untuk setiap kasus seperti iniSehingga apapun yang terjadi di Saudi, kalau ada pengacara saya yakin tidak langsung akan diberi sanksi maksimalKarena alibi juga akan dipertimbangkan," kata Rieke.

"Ruyati tidak ada pengacara, hanya pendampingItu tidak cukupJangankan di Saudi, di Indonesia saja kalau cuma pendamping tidak cukupMemang harus ada pengacaraMenyediakan pengacara bukan wewenang DPR, tapi pemerintah yang harus menyiapkan itu," kata politisi PDI Perjuangan, itu.

Nisma Abdullah, menambahkan, pihaknya mendapatkan kabar dua bulan lalu tentang eksekusi mati yang harus diterima TKITapi, dia menyesalkan, kabar  itu baru disampaikan ke Indonesia dan keluarga, ketika eksekusi akan segera dilakukan dan tak dapat lagi diupayakan pengampunan

"Dan yang terdekat  7 Oktober adalah TutiKami mendampingi untuk bertemu BNP2TKI, Kementerian Tenaga Kerja, Satgas untuk mendorong pemerintah untuk lakukan kerja ekstra menyelamatkan Tuti," katanya(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suara untuk Komodo Menurun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler