jpnn.com - JAKARTA - Tim Satuan Tugas (Satgas) Ilegal Fishing Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mengecek langsung adanya praktik perbudakan yang terjadi di Benjina, Maluku.
Dari temuan tersebut tak sedikit anak buah kapal (ABK) asal Myanmar yang mengalami kekerasan. Hal tersebut terlihat dari hasil dokumentasi tim satgas KKP yang diperlihatkan saat menggelar jumpa pers. Ada beberapa bekas luka yang menempel di badan mereka, seperti luka bekas pukulan.
BACA JUGA: KKP Amankan Ratusan ABK Myanmar di Benjina
Dari dokumentasi tersebut juga didapati puluhan makam berjejer, yang hanya diberi papan nama tanpa batu nisan. Ketua Tim Satgas Anti Ilegal Fishing Mas Achmad Sentosa mengatakan ada sekitar 77 makam di Benjina. Lalu apakah 77 makam tersebut imbas dari perbudakan di Benjina?
Menanggapi pertanyaan tersebut, Achmad belum dapat memastikan apakah perbudakan di Benjina hingga menyebabkan korban jiwa. "Jumlah makam ada 77, tapi kami nggak mengetahui apa semua makam ini terkait perbudakan, atau memang ada yang sakit secara wajar," ujar Achmad di gedung KKP, Jakarta, Selasa (7/4).
BACA JUGA: Diminta Kosongkan Kantor DPP, Kubu Agung Malah Gelar Rapimnas
Untuk mengetahui lebih jauh penyebab kematian puluhan makam tersebut, apakah menjadi korban perbudakan selama bekerja atau meninggal secara wajar. Menurut Achmad harus dilakukan penelusuran oleh ahli forensik.
"Yang jelas makam itu sejak tahun 2009, kalau mau didalami tentu membutuhkan tim ahli forensik. Kalau mau ditelusuri harus melibatkan kepolisian dan tim forensik," tandas Achmad. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Ini Jumlah WNI yang Masih Terjebak di Aden, Yaman
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaksa Agung Pastikan Tak Ada Celah Lagi bagi Duo Bali Nine
Redaktur : Tim Redaksi