jpnn.com - JAKARTA--Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan peristiwa government shutdown (penghentian layanan pemerintah) yang dilakukan Amerika Serikat (AS) akan bawa pengaruh untuk perekonomian di Indonesia. Namun, Presiden tidak menjelaskan secara rinci dampak atas kebijakan shutdown AS tersebut.
Hal ini disampaikan Presiden saat membuka sidang kabinet paripurna bersama jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II di kantornya, Jakarta, Selasa, (1/10).
BACA JUGA: Koalisi Hanya Akan Rugikan Partai Islam
"Ya begitulah, karena ekonomi terbesar di dunia. Dollar itu di mana berada dan pergerakannya seperti apa juga tidak bebas dari kebijakan Amerika Serikat, Kebijakan moneternya utamanya,” tutur Presiden.
Presiden meminta pejabat pemerintahan Indonesia untuk terus mengikuti perkembang kebijakan di AS. Termasuk kebijakan untuk menghentikan quantitative easing di Amerika Serikat yang konon akan diputuskan sekitar dua bulan ke depan.
BACA JUGA: Sekda Kota Bandung Dicecar Soal Dada Rosada
"Dengan demikian kita harus terus mengikuti dinamika perkembangan di negara itu maupun negara-negara penting lainnya," kata Presiden.
Sebelumnya Presiden AS Barack Obama memutuskan melakukan shutdown menyusul serangkaian perdebatan panjang dan manuver politik dari Parlemen, Senat, dan Gedung Putih yang akhirnya gagal mencapai kata sepakat atas persoalan kebuntuan anggaran negara itu.
BACA JUGA: Pimpinan DPR Kaget KPU-Lemsaneg Teken MoU
Hingga Senin malam waktu setempat, Kongres Amerika gagal mencapai kata sepakat atas kelanjutan anggaran rutin pemerintah Obama. Shutdown ini merupakan yang pertama kalinya selama hampir dua dekade. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... HNW Pesimis Koalisi Partai Islam Bisa Terwujud
Redaktur : Tim Redaksi