SBY Balas SMS dengan Undangan ke Istana

Ajak Tokoh Lintasagama Berkolaborasi

Selasa, 18 Januari 2011 – 01:31 WIB

JAKARTA - Tak ingin polemik tentang pemrakarsa di balik pertemuan antara pemerintah dengan para tokoh lintasagama terus bergulir, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun memberikan penjelasanMenurutnya, bahwa pertemuan pada Senin (17/1) malam di Istana berawal dari layanan pesan singkat (SMS) dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

"Beliau (Din Syamsuddin) menginginkan suatu pertemuan dan dialog dari hati ke hati

BACA JUGA: Patrialis: Lalulintas Bandara Diperketat

Saya terima SMS pada tanggal 14 Januari 2010 ketika saya berada di Surabaya," kata SBY saat memberikan sambutan pembuka pada pertemuan dengan tokoh lintasagama di Istana Merdeka, Jakarta.

SMS dari Din Syamsudin ini pun disambut Presiden SBY dengan positif
Sehari setelah menerima SMS tersebut, setibanya di Jakarta SBY pun memberikan balasan dan menyatakan keinginannya untuk mengundang seluruh tokoh lintasagama guna membahas persoalan terkini yang dihadapi Indonesia

BACA JUGA: SBY Setuju Deponeering bagi Bibit-Chandra



"Saya ingin mengundang atas permintaan Pak Din, yaitu untuk bisa berdialog dan bertatap muka, dan Alhamdullilah pada malam hari ini dapat kita wujudkan
Saya juga ingin untuk dapat berkomunikasi secara langsung

BACA JUGA: KPK Minta Hakim Kesampingkan Keberatan Wako Tomohon

Saya memikirkan ini timing yang paling baik untuk bisa kembali berkomunikasi antara saya, jajaran pemerintah dengan pemuka agama," kata SBY menjelaskan kronologi pertemuan.

SBY pun menyambut baik keinginan para pemuka agama untuk berdialog dan saling berkomunikasiHal ini, katanya, penting untuk mengurangi kesalahan pemahaman seperti yang akhir-akhir ini terjadiSebagaimana diketahui, beberapa hari lalu para tokoh lintas agama ini sempat memaparkan 18 kebohongan pemerintahan SBY-BoedionoJajaran menteri pun menolak tudingan pembohong tersebut.

Namun pada pertemuan dengan tokoh lintasagama itu, Presiden SBY mengaku sangat membuka diri terhadap segala kritikan terhadap pemerintahan yang dipimpinnyaSBY pun menganggap budaya mendengarkan kritikan akan menyempurnakan kepribadian seseorang.

Menurut SBY, inti digelarnya pertemuan antara pemerintah dengan tokoh lintasagama itu adalah kepedulian terhadap bangsa IndonesiaSBY pun mengklaim bahwa langkah yang sama juga telah dilakukan oleh para pendahulunya.

"Mulai dari presiden pertama, Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden BJ Habibie, Presiden Gus Dur, Presiden Megawati, Saya dan presiden pengganti saya nanti, harus terus bersama-sama seluruh rakyat Indonesia bisa memajukan kehidupan rakyat yang sama-sama kita cintai ini," kata SBY.

SBY juga mengatakan bahwa syarat agar Indonesia menjadi negara yang maju adalah persatuan dan kerja kerasKarena itulah dibutuhkan kolaborasi nasional, termasuk kolaborasi antara pemerintah dengan para tokoh lintas agamaSBY pun berharap setelah pertemuan dengan para tokoh lintasagama ini, didapatkan ketenangan dari seluruh umat beragama.

"Saya akan dengarkan pandangan dari Pak Din Syamsuddin, kemudian para tokoh agama yang lainSaya akan kembali undang pers untuk disampaikan hasil pertemuan malam ini dengan harapan umat yang ada dibelakang tokoh agama dan rakyat Indonesia yang mengikutinya juga bisa tenteram,’’ harap SBY.

Pertemuan Presiden SBY dengan para tokoh lintas agama di Istana itu dihadiri sejumlah tokoh seperti oleh Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Sekjen PBNU Marsudi, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia MgrDSitumorang, Sekjen KWI MgrPujasumarta, serta Ketua Persekutuan Gereja Indonesia Andreas Yewangoe.

Selain itu hadir pula Ketua Perwakilan Umat Budha Indonesia Hartati Murdaya, Sekjen Walubi Citrasurya, Ketua Parisada Hindu Dharma I Made Gde Erata, Sekjen PHD I Nengah Dana, Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Wawan Wiratama, Sekjen Matakin Sugeng Sentosa, dan puluhan tokoh lintas agama lainnya.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Muhaimin Bagi-bagi Sertifikat Standar Kompetensi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler