JAKARTA - Suara agar Presiden SBY dan keluarga lebih banyak tinggal di Istana Negara semakin kerasItu dimaksudkan untuk meminimalkan kemacetan yang timbul akibat iring-iringan rombongan presiden di rute Cikeas"Istana
BACA JUGA: Pengacara Ary Anggap KPK Tak Bisa Dipercaya
Dengan tinggal di Istana, SBY tidak perlu lagi harus menempuh jalur Cikeas, Bogor, Istana Negara, Jakarta Pusat, yang berjarak sekitar 30 kilometer
BACA JUGA: KPK Tetapkan Ary Muladi Sebagai Tersangka
Menurut pengamat kebijakan publik Andrinof Chaniago, fasilitas pengawalan dan semacamnya yang diterima pejabat, termasuk presiden, selama ini makin menunjukkan jurang kesenjangan pelayanan negara terhadap pejabat dan masyarakat secara umum di Indonesia
Menurut dia, diakui atau tidak, iring-iringan mobil rombongan presiden menimbulkan kemacetan luar biasa
BACA JUGA: Industri Harus Lebih Peduli, Masyarakat Bisa Menekan
"Nah, kalau tiap hari, masyarakat tentu yang jadi korban," tambahnyaPandangan itu didukung putri almarhum Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny WahidDia berharap, SBY mau mengikuti langkah Gus Dur yang memilih lebih banyak tinggal di Istana NegaraMeski, lanjut dia, kondisi Istana tidak terlalu nyaman, kepentingan masyarakat banyak tidak akan terganggu"Istana sangat tidak nyaman untuk ditinggali, penuh nyamuk, dingin karena AC-nya sentralSeram suasananyaTapi, Gus Dur memutuskan tinggal di sana untuk menghemat uang negara," ujar Yenny dalam akun Twitter-nya Jumat malam (16/7).
Di beberapa negara lain, kepala negara bahkan menggunakan sarana transportasi umum saat menuju ke kantorDi antaranya, Ratu Elizabeth, kepala negara Inggris, yang sering menggunakan kereta apiAtau, Presiden Iran Ahmadinejad yang seminggu sekali menggunakan bus saat ngantor.
Menanggapi keluhan-keluhan tersebut, Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha menyatakan, SBY sebenarnya sudah melakukan sejumlah upaya meminimalkan kemacetan selama iniDi antaranya, berangkat pagi-pagi sekali dan pulang saat larut malam
Tapi, lanjut dia, kalau harus meniru Ratu Elizabeth atau Ahmdinejad, hal itu hampir tidak mungkin"Kita perlu melihat situasi keamanan, apakah bisa menjamin 100 persenKondisi di London tidak sama dengan Jakarta, begitu juga di Teheran yang lebih kondusifDi Jakarta sangat kompleksitas dan ancaman selalu ada," paparnya.
Apakah SBY akan mengurangi intensitas pulang ke Cikeas? Julian mengatakan, itu bukan solusi mengurangi kemacetan"Itu (mengurangi pulang) bukan titik utama, tetapi bagaimana agar tidak terjadi kemacetanSoalnya, rute yang dilalui sudah sejak dulu macet," katanya.
Selain lebih sering tinggal di Istana Negara, sebenarnya ada sejumlah terobosan untuk menghindari kemacetan iring-iringan presiden dari Cikeas ke IstanaDi antaranya, menggunakan helikopter"Hal itu sudah didengarPak Presiden akan mempertimbangkan karena beliau sungguh-sungguh memperhatikan keluhan masyarakat," tegasnya(dyn/c6/tof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yusril Pertanyakan Kerugian Negara
Redaktur : Tim Redaksi