Sebelumnya, santer terdengar kabar bahwa JK juga akan mengunjungi Jembatan Suramadu
BACA JUGA: Pemerintah Belum Tindaklanjuti Temuan BPK 2004-2007
Namun keinginan itu dituding sarat nuansa politis, mengingat SBY juga sudah berada di lokasi jembatan tersebutBACA JUGA: Dilaporkan, Keluarga Kelantan Terancam 70 Tahun
Setelah di Sidoarjo, saya akan ke Mojokerto," kata JK, di sela-sela kunjungannya ke lokasi lumpur LapindoJK menegaskan bahwa tugasnya untuk menyelesaikan Suramadu sudah selesai
BACA JUGA: Peran Daerah dalam Transmigrasi Perlu Diperjelas
Saat kunjungan terakhirnya akhir Maret 2009 lalu ke Suramadu, JK menekankan bahwa proyek triliunan ini sudah (akan) dioperasikan Juni ini.Peresmian Suramadu yang dirintis sejak pemerintahan Megawati itu, memang lumayan sarat nuansa persaingan capres-cawapresCapres SBY dengan atributnya terbilang mendominasi jembatan SuramaduBahkan gambar JK yang sebelumnya ada di baliho besar peresmian, belakangan digantikan gambar istri SBY, Kristiani Yudhoyono.
"Tidak masalah foto saya tidak terpampangBagi saya, yang penting pembangunan Suramadu telah selesaiItu yang penting," tanggap JK pula.
Terkait masalah semburan lumpur Lapindo, JK mematok target bisa menyelesaikannya sebelum masa jabatannya sebagai wapres berakhirMasalahnya, sejauh ini pun pemerintah sudah berupaya menyelesaikan, namun nyatanya masih belum berhasil"Kita harus cari solusi terbaik soal lumpur ini," tambah JK.
Peran JK di Suramadu
JK sendiri enggan mempersoalkan siapa yang paling berjasa terkait pembangunan Jembatan SuramaduNamun, menurut peneliti Institute for Development of Economics dan Finance (Indef), Mohamad Fadhil Hasan, serta anggota DPR RI Drajat Wibowo, saat dihubungi secara terpisah, Selasa (9/6), JK tergolong berperan besar dalam pembangunan jembatan tersebut.
Fadhil antara lain menyebutkan, bahwa JK memang diberi kewenangan oleh SBY untuk mempercepat pembangunan sejumlah infrastruktur, yang salah satunya adalah Jembatan SuramaduSementara seperti ditambahkan Drajat, ketika (proyek) Suramadu macet, JK pun turun meninjau dan memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum (Djoko Kirmanto) untuk segera mengatasi kemacetan tersebut.
JK juga lah, menurut Drajat pula, yang menjadi motor untuk melobi pinjaman ke Bank Exim Cina sebesar Rp 2,1 triliunDrajat juga menambahkan bahwa sebagai Ketua Umum Partai Golkar, JK juga berhasil mengomando para legislator partainya yang menjadi pemilik kursi terbesar di DPR RI, untuk meloloskan anggaran pembangunan Suramadu(ysd/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BPK: Sistem Keuangan Negara Tak Membaik
Redaktur : Tim Redaksi