SBY: Kekuatan Militer Pilihan Terakhir

Rabu, 17 Maret 2010 – 15:11 WIB
Foto: Agus Srimudin/JPNN.
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak dunia internasional agar senantiasa mengkampanyekan perdamaianSelain urusan global warming dan keselamatan bumi, perdamaian kata SBY, sangat penting untuk menjaga sumber-sumber energi kehidupan manusia, seperti energi, air dan pangan

BACA JUGA: Pemda Papua Diminta Perhatikan Rusunawa

Bila ada perselisihan, baik dalam negeri maupun antar-bangsa, SBY menyarankan agar dicarikan solusi terbaik, serta tidak diselesaikan dengan cara peperangan.

"Kita ketahui, sumber-sumber konflik global berkaitan dengan perebutan penguasaan pangan, energi dan air
Bila terjadi benturan harus segera dicarikan solusinya

BACA JUGA: Bentuk Panja, DPR Bidik PT Freeport

Saya ingatkan, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa (masalah) harus diatasi dengan kekuatan militer
Itu (kekuatan militer) adalah pilihan terakhir," ujar SBY, dalam acara seminar internasional Universitas Pertahanan Indonesia, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/3).

Penjajahan dan peperangan yang melanda Indonesia selama 3,5 abad, tutur SBY pula, sudah membuat porak-poranda kondisi perekonomian tanah air

BACA JUGA: Polri Bantah Ada Pesan Sponsor

Bila itu terjadi lagi, begitupun dengan peperangan di negara lain, dipastikan akan terjadi kerugian berlipat"Bila peperangan terjadi, pastilah umat manusia akan kalah dua kaliKita akan mengalami kerugian besarSumber-sumber kehidupan manusia, seperti pangan, energi dan air, pasti akan terpengaruhPeperangan akan menimbulkan kesengsaraan dan kemelaratan bagi umat manusiaMelalui momen ini, mari kita mengajak dunia untuk menjaga perdamaian dan mencari solusi yang tepat bila terjadi perselisihan," serunya.

Namun, meski menolak peperangan, SBY mengingatkan agar pemuda Indonesia tetap meningkatkan studi di bidang pertahananBahkan katanya, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pertahanan bertaraf internasional harus menjadi unggulan"Saya harap, Kementerian Pertahanan bisa menjalin kerjasama dengan Kementerian Pendidikan Nasional dan kementerian terkait lainnya, guna mengembangkan Universitas Pertahanan Indonesia menjadi universitas yang benar-benar unggul dan memiliki ciri khas dalam membangun sistem pertahanan di Indonesia," tuturnya.

SBY pun mengingatkan bahwa banyak materi yang bisa dipelajari dan didalami di Universitas Pertahanan Indonesia, seperti studi tentang perang gerilya, internal security, counter insurgency warfare, conflict resolution, counter terrorism, hingga materi tentang Islam dan harmoni berbagai kebudayaan, demokrasi, ekonomi negara berkembang, serta manajemen sumber daya"Saya memiliki keyakinan bahwa Indonesian Defense University (ini) bisa menjadi andalan Indonesia dalam mengembangkan studi pertahanan ke depan," ujar SBY optimistis.

Seminar yang berlangsung hingga 18 Maret itu sendiri diselenggarakan dalam rangka satu tahun berdirinya Universitas Pertahanan IndonesiaTema yang diangkat ialah "Indonesia Menuju 2025: Tantangan Geopolitik dan Keamanan, Fokus pada Aspek Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Energi"Turut hadir di seminar itu Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Mendiknas Muhammad Nuh, Kapolri Bambang Hendarso Danuri, serta para duta besar dan atase pertahanan negara-negara sahabat.

Para pembicara seminar yang dihadirkan berasal dari dalam dan luar negeriDari dalam negeri ada mantan Menhan Juwono Sudarsono, Rektor Paramadina Anies Baswedan, panelis dari UI Prof Achmad Fedyani Saefudin, serta staf ahli Menhan Kol Inf Iman Edi MulyonoDari mancanegara ada Prof Reimund Seidelmann Giessen (Jerman), Dr Roger Darby (UK), Prof Pan Zhonqqi (China), Prof Tsutomu Kikuchi (Jepang), serta Dr Ravi Roy dari Australia(gus/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemlu Berikan Asuransi Kematian TKI di Kuching


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler