SBY Prihatin, Harga Minyak Kian Melonjak

Pengaruhi Harga Pangan Hingga Subsidi Listrik

Senin, 07 Maret 2011 – 14:01 WIB

JAKARTA — Harga minyak dunia kian meroket tinggiTerakhir, harga minyak dunia bahkan menyentuh level USD 103 per barel

BACA JUGA: Untungkan Pengusaha Lokal

Padahal dalam asumsi makro APBN 2011, pemerintah hanya menargetkan harga minyak USD 80 per barel
Kondisi inipun menjadi perhatian serius Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

‘’Memang Presiden prihatin dan menyampaikan agar Menteri Perekonomian terus menerus mencermati harga minyak terakhir yang sudah demikian tinggi,’’ kata juru bicara kepresidenan, Julian Aldrin Pasha pada wartawan di Jakarta, Senin (7/3).

Namun, Julian tidak mengungkapkan lebih lanjut langkah-langkah yang diinstruksikan oleh Presiden SBY untu mengantisipasi dampak kenaikan harga minyak dunia

BACA JUGA: Banyak Kasus, Kepatuhan Pajak Masih Meningkat

Kata dia, urusan itu diserahkan sepenuhnya kepada Menteri Koordinator bidang perekonomian Hatta Rajasa dan jajarannya.

Pekan lalu saja, krisis di negara-negara Timur Tengah khususnya Libya yang merupakan negara penghasil minyak telah mengakibatkan kenaikan harga minyak yang cukup tinggi
Di pasar New York, Amerika Serikat, harga minyak bahkan mencapai USD115,97 per barel atau naik USD1,18 per barel

BACA JUGA: BI Khawatirkan Ekses Likuiditas

Menanggapi hal ini, Menko ekonomi Hatta Rajasa sudah mengungkapkan kekhawatiran pemerintah dengan kondisi melonjaknya harga minyak dunia ini.

‘’Ini sudah lampu kuning buat kitaBukan berarti kita khawatir, tapi dalam arti tetap harus diwaspadaiTerutama lifting minyak kita ini ada potensi tidak tercapai,’’ kata Hatta.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo lebih sedikit optimisMeski tetap mewaspadai, naiknya harga minyak dunia diyakini hanya bersifat sementara sajaPemerintah katanya akan berkonsentrasi menjaga defisit anggaran harus bisa ditekan dibawah 2 persenDalam asumsi makro APBN 2011, defisit ditargetkan 1,8 persen.

‘’Kalau secara umum kita masih berpandangan bahwa naiknya ICP ini tidak permanenTetapi secara fiskal kita akan jaga supaya defisit itu tidak akan sampai melebihi 2 persenKita belum ada rencana merevisi anggaranSementara kita baru melakukan monitoring, mewaspadai, tapi kita belum merasa perlu melakukan revisi anggaran,’’ tegas Agus.

Pengaruhi Subsidi

Kenaikan harga minyak dunia, diyakini akan mempengaruhi anggaran subsidiApalagi kata Menko ekonomi Hatta Rajasa, naiknya harga minyak dunia semakin diperburuk dengan naiknya harga CPO yang mengakibatkan subsidi menjadi membengkakSolusi satu-satunya yang diharapkan pemerintah adalah dengan menaikkan produksi minyak dalam negeriUntuk itu seluruh hambatan dalam produksi harus diselesaikan.

‘’Hal-hal yang dinilai menghambat harus diselesaikan (seperti) memutuskan tender yang bertele-teleKemudian masalah terkait kontrak yang akan berakhir, harus diberikan kepastian dan keputusan yang cepatLalu dari sisi demand (permintaan anggaran) harus berhematJangan dianggap subsidi tidak terbatas dananya,’’ kata Hatta.

Pengamat perminyakan dari Reforminer Institute (Lembaga Kajian Ekonomi Pertambangan dan Energi) Pri Agung Rakhmanto menjelaskan setiap kenaikan harga minyak sebesar 1 dollar AS per barrel di atas asumsi harga jual minyak mentah Indonesia (ICP) dalam APBN 2011 (sebesar 80 dollar AS per barrel) akan menambah penerimaan migas sekitar Rp 2,6 triliunNamun, tambahan anggaran belanja untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM) juga akan melonjak Rp 2,8 triliunBelum lagi dengan tambahan subsidi listrik sekitar Rp 0,6 triliun.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Lanjutkan Insentif Minyakita


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler