BACA JUGA: Mega Tugaskan Prabowo Urus Ekonomi
Termasuk saat Boediono menjabat sebagai Menko Perekonomian di Kabinet Indonesia BersatuSelain itu, lanjut SBY, Boediono merupakan sosok yang konsisten, toleran, cerdas, ulet, kerja keras, dan bertanggung jawab
BACA JUGA: Hanura Siap Terima PKS, PAN dan PPP
''Saat menjadi Menko, beliau adalah seorang koordinator yang berpikir utuh, cermat, dan tidak berusaha mencari muka,'' ujarnyaBACA JUGA: Dukung JK-Wiranto, PPI Godok Konsep Ekonomi Kerakyatan
Sebab, Boediono seorang ekonom murni dan tidak berasal dari partai politikJuga bukan seorang pengusaha.Rupanya, alasan-alasan tersebut merupakan cermin dari pengalaman SBY yang kurang menyenangkan selama 4,5 tahun berpasangan dengan Jusuf Kalla yang merupakan ketua umum Partai Golkar dan juga pengusaha''Saya yakin, jika kami berhasil terpilih, Pak Boediono akan mampu dan tepat mendampingi saya untuk melanjutkan tugas pemerintahan dan mengatasi krisis perekonomian,'' tegasnya disambut gemuruh tepuk tangan yang hadir.
SBY juga meminta agar parpol-parpol peserta koalisi bersama-sama membangun kabinet presidensial yang amanah''Kabinet adalah forum untuk bekerjaBukan forum untuk berpolitik sendiri-sendiri,'' jelasnya.
Dalam acara deklarasi tadi malam, SBY menyatakan tidak bisa berjanji terlalu banyakSebab, situasi dunia saat ini sangat kompleksTerutama masalah ekonomiSBY hanya berjanji untuk terus bekerja dan memberikan hasil nyata, bukan wacana''Jika saya terpilih lagi, saya akan terus bekerja dan bekerjaSabar, tegar, serta berikhtiar terhadap terpaan dan hinaanKonsisten, berpikir, bertindak tepat, dan rasional,'' papar SBY.
Dia menyatakan akan berusaha keras agar pemerintahan yang dipimpinnya bebas dari kepentingan politik, bisnis, dan usaha mencari keuntungan pribadiJuga tidak akan silau terhadap harta dan godaan materi lainnya''Tapi, saya manusia biasaSaya bukan SupermanKarena itu, saya akan berusaha dengan bantuan rakyat dan rida Allah SWT,'' kata SBY.
Setelah SBY, Boediono mendapat kesempatan berpidatoPenjelasannya runtut, singkat, dan taktisSelama 10 menit menyampaikan pidato politiknya, sedikitnya Boediono mendapatkan sambutan tepuk tangan delapan kaliPada kesempatan itu, dia menjawab semua tudingan miring yang dialamatkan kepadanyaTerutama yang terkait tudingan bahwa dirinya antek asing dan penganut neoliberalisme.
Gubernur BI itu mengawali pidatonya dengan mengucapkan terima kasih kepada SBY, parpol mitra koalisi, dan istrinya''Ini kehormatan besar bagi saya dan keluargaBagi saya, ini tak terdugaSejak awal saya merintis karir sebagai ekonom dan guruSaya tidak pernah bercita-cita memegang jabatan puncak,'' kata pria kelahiran Blitar, 25 Februari 1943, itu.
Menurut Boediono, tantangan dan risiko sudah tampak sejak awalNamun, bagi dia, itu semua merupakan tanda demokrasi yang hidupGuru besar UGM itu menilai SBY merupakan pemimpin yang tangguh menghadapi situasi krisis yang melanda hampir seluruh negara di duniaBukti nyatanya, kata Boediono, saat krisis Indonesia bersama Tiongkok dan India masih mencetak pertumbuhan yang positif.
Pengalaman tiga tahun sebagai Menko dijadikan modal Boediono untuk menjalankan pemerintahan yang cepat, tepat, dan akuntabel''Gerakan antikorupsi belum selesai,'' katanyaBoediono juga menjawab secara tidak langsung mengenai tudingan bahwa dirinya penganut neoliberalisme''Perekonomian tak bisa sepenuhnya diserahkan pasar bebasSelalu diperlukan intervensi dengan aturan main yang adil,'' tegas Boediono.
Menurut dia, negara tidak boleh terlalu banyak melakukan campur tangan karena bisa mematikan kreativitasTapi, kata dai, negara tidak boleh tidur''Pemerintah bersih tidak hadir hanya dipidatokan,'' katanya''Tidak boleh mencampuradukkan kepentingan bisnis dan politik,'' sambungnyaBoediono juga mengingatkan, pada awal abad ke-20, Bung Karno membacakan pleidoi Indonesia Menggugat di Bandung''Kini kita juga harus menggugat penjajahan dari luar dan dalam,'' katanya.
Menkeu pada era Megawati itu prihatin atas sikap bangsa yang terlalu merasa terpurukPadahal, sebenarnya bangsa Indonesia mampu bangkit''Saya janji, bekerja membuat Indonesia lebih sanggupMembebaskan rakyat dari kemiskinanSaya siap bekerja mulai hari ini,'' katanyaBoediono hari ini juga akan menyerahkan surat pengunduran diri sebagai gubernur BI kepada SBYSebenarnya tidak ada aturan yang melarang gubernur BI menjadi capres atau cawapres''Tapi, secara moral, saya harus mundur,'' katanya.
Acara deklarasi tadi malam dihadiri dua ribu undangan dari berbagai parpol pendukung SBY-BoedionoPernyataan deklarasi tadi malam dibacakan Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi didampingi Sekjen 22 parpol pendukung koalisiParpol pendukung koalisi tersebut terdiri atas lima parpol parlemen (lolos ketentuan 2,5 persen dalam pemilu legislatif)Yaitu, Demokrat, PKB, PAN, PPP, dan PKSDitambah 18 parpol yang tidak lolos parliamentary threshold (PT)Di antaranya, Pelopor, PKPI, PBR, PBB, PDP, dan PPI.
Semua ketua umum parpol hadir dalam acara tersebut kecuali Ketua Umum PAN Soetrisno BachirPAN diwakili Patrialis Akbar dan Zulkiefli HasanSaat itulah, di-launching sebutan SBY Berboedi, yang artinya SBY bersama BoedionoSBY dan Boediono tadi malam kompak mengenakan baju merahKeduanya juga berpeci hitamAni Yudhoyono dan Herawati Boediono juga mengenakan pakaian seragam.
Negosiasi SBY dan PKS
Sebelum dimulainya deklarasi, sempat terjadi negosiasi antara PKS dan SBYPerwakilan PKS yang terdiri atas Ketua Majelis Syura Hilmi Aminudin, Presiden Tifatul Sembiring, dan Sekjen Anis Matta menemui SBY dan Boediono di Hotel SheratonPertemuan berlangsung pukul 17.00 hingga pukul 18.30.
Berdasar informasi yang diperoleh Jawa Pos, PKS bersedia menerima Boediono sebagai cawapres asalkan mendapatkan jatah untuk posisi menteri pendidikan nasionalPerdebatan sempat alot karena kalangan NU dan Muhammadiyah kurang sreg kalau PKS memegang kendali pendidikan nasionalSelama ini Mendiknas selalu dipegang kalangan Muhammadiyah.
Hingga pertemuan berakhir, Tifatul tak bersedia memberikan penjelasan kepada wartawan''Insya Allah, koalisi jalan terus,'' kata TifatulDan, memang akhirnya Tifatul hadir dalam deklarasi SBY BerboediNamun, tidak jelas permintaan PKS mendapatkan jatah Mendiknas dikabulkan atau tidak.
Boediono Naik Kereta Api
Saat berangkat ke Bandung untuk menghadiri deklarasi capres-cawapres, Boediono memilih menumpang kereta api Parahyangan dari Stasiun GambirKA Parahyangan merupakan kereta kelas menengah di bawah Argo GedeTiketnya untuk kelas eksekutif hanya Rp 45 ribu per orangBoediono memborong dua gerbong di eksekutif 1 dan 2.
Rombongan cawapres Partai Demokrat itu berangkat dari Stasiun Gambir pukul 08.30Boediono yang mengenakan kemeja kotak-kotak merah dipadu jaket cokelat duduk di kursi 7ASedangkan istrinya, Herawati, duduk berhadapan di kursi 7B.
Dalam perjalanan tersebut, Boediono mengajak beberapa ekonom seperti Raden Pardede, Chatib Basri, dan MIkhsanSelain mereka, dalam gerbong terdapat beberapa tokoh seperti Goenawan Mohamad, Ayu Utami, dan Rizal Mallarangeng.
Sejak dari Gambir hingga tiba di Bandung, Boediono tidak banyak memberikan pernyataan kepada wartawanSetiap ditanya soal pencalonannya sebagai cawapres, Boediono hanya tersenyum''Nanti saja ada waktunya,'' katanya.
Tiba di Bandung, Boediono menunaikan salat Jumat di Masjid Al-Ukhuwah di Jalan WastukencanaSetelah itu, gubernur BI itu dibawa ke Gedung Indonesia Menggugat, gedung yang pernah digunakan untuk mengadili Soekarno oleh Pengadilan Belanda 79 tahun laluDi gedung tersebut dilangsungkan prosesi pelepasan Boediono dari kelompok intelektual menjadi negarawan dan politikusOrasi pelepasan dibacakan budayawan Goenawan Mohamad.
''Dia bukan politisi, bukan selebriti, bukan vote gathersBoediono dikenal sebagai pejabat dan pribadi yang bersih,'' kata Goenawan.Kesederhanaan tidak hanya terlihat pada sosok BoedionoIstrinya, Herawati, 65, juga terkesan sangat sederhanaIbu dua anak dan lima cucu itu mengenakan kemeja putih dipadu dengan jaket rajutan putih juga.
Saat ditanya tentang perasaannya, Herawati tersenyum''Ah, biasa saja,'' kata Herawati yang juga mengaku lupa kapan suaminya mendapat kepastian untuk disandingkan dengan SBY(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Tak Respon Usul KPU Soal Perppu KTP
Redaktur : Tim Redaksi