BOGOR - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) gerah juga karena pidato kenegaraannya mendapat banyak kritikDia mengatakan, pidato kenegaraan memang bersifat umum dan tidak mungkin menjelaskan semua isu-isu aktual.
"Saya mendengar kritik dan tanggapan dari beberapa kalangan masyarakat, mengapa tidak diangkat isu-isu aktual
BACA JUGA: Jelang Putusan, Ismeth Perbanyak Zikir di Rutan
Kritik itu patut didengar, meski sesungguhnya pidato kenegaraan itu setahun sekaliBACA JUGA: Tuntut Tunjangan Profesi Guru Segera Dicairkan
Dalam acara itu, hadir semua petinggi partai seperti Ketum Anas Urbaningrum, Sekjen Edhie Baskoro Yudhoyono, Wakil Ketua Dewan Pembina Marzuki Alie, Sekjen Dewan Pembina Andi Mallarangeng, dan para menteri asal Demokrat.
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu mengatakan, sudah banyak isu aktual yang dirinya sampaikan setiap pekan
BACA JUGA: Soal Amandemen, Pengamat Curigai Demokrat
Masalah itu, kata SBY, sudah dikelola dan terus dicarikan solusinya oleh pemerintah."Sebenarnya kalau dibaca semuanya, baik pidato 16 Agustus, ditambah pidato-pidato lain, statemen-statemen lain, semua tentu merespons apa yang terjadi di negeri ini, what is going on pada tingkat masyarakat, tingkat bangsa di seluruh wilayah tanah air," kata SBY.
Pidato kenegaraan SBY mendapat banyak kritik karena dinilai tidak menyentuh banyak masalah riil di masyarakatKritik tersebut juga dikemukakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang merupakan rival SBY dalam dua kali pilpres
Dalam buka puasa kemarin, SBY akhirnya menjelaskan masalah-masalah terkini, seperti maraknya ledakan gas serta sengketa perbatasan maritim Indonesia dan MalaysiaNamun, SBY tak menyinggung sedikit pun remisi terhadap koruptor dan pembebasan bersyarat terhadap besannya, Aulia Pohan.
SBY mengatakan, seorang presiden sebenarnya tidak elok jika reaktif terhadap isu setiap hari"Tentu tidak ada di negara mana pun, presiden dan perdana menteri tiap hari merespons isu yang ada," jelasnya.
"Tapi, kami memantau, sistem bekerja, menteri gubernur segala macam, manakala saya harus tampil, jam itu saya tampilKalau saya tampil minggu depan, ya tampil minggu depanKalau cukup di-handle pejabat yang bersangkutan, ya memang kepatutannya begitu," ujar SBY.
SBY lantas meminta kader-kader Partai Demokrat menanggapi kritik dengan rasional dan tidak emosionalDia mengetahui banyak yang menyerang, mendiskreditkan, dan menyalahkan Partai Demokrat, pemerintah, dan pribadi presiden"Terhadap ini, saya mengajak keluarga besar Partai Demokrat untuk tetap tenang dan rasionalKalau emosional ketemu emosional, hasilnya bentrokTapi, kalau sesuatu yang rasional bertemu juga dengan pikiran rasional, yang ditemukan solusi," katanya.
SBY meminta kader Partai Demokrat menjawab kritik dengan bahasa yang baik, terkontrol, dan terukur"Tapi, jelaskanJangan lari, jangan menghindarJelaskan, itulah politik, itulah diskursus, itulah dinamika demokrasi," jelasnya.
Sindir Ruhut
Anas Urbaningrum meminta segenap kader partainya, terutama yang menjadi etalase politik di DPR, mampu berpuasa dari hal-hal yang tidak penting dan kurang besar faedahnya"Termasuk, menghindarkan diri dari pernyataan yang disalahpahamiItu spirit yang perlu kita gali dalam Ramadan ini," kata AnasUcapan ketua umum PB HMI tersebut sekaligus menyindir salah seorang petinggi Partai Demokrat Ruhut Sitompul yang kerap berkomentar kontroversial
Di sisi lain, Anas mengatakan bahwa anggota DPR dari Partai Demokrat bukanlah fraksi bebas"Garisnya jelas, fraksi pendukung pemerintah, pendukung kebijakan-kebijakan pemerintahTugas pokoknya memastikan program bisa berjalan baik dan maksimal," kata Anas(sof/c7/tof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Grasi Syaukani Dicurigai untuk Alihkan Obral Remisi
Redaktur : Tim Redaksi