jpnn.com - MOJOKERTO - Laporan soal pemotongan bantuan siswa miskin (BSM) di Kabupaten Mojokerto bermunculan. Salah satunya laporan wali murid SDN Brangkal, Kecamatan Sooko.
Nominal BSM murid SD yang mestinya Rp 425 ribu per siswa hanya diterimakan Rp 180 ribu. “Modus pemotongannya, semua siswa digiring ke bank untuk mencairkan. Setelah cair, uangnya diminta sekolah untuk dikumpulkan dan dipotong,” kata salah seorang wali murid.
BACA JUGA: Dahlan Iskan Diantar Puluhan Reog dan Suku Dayak
Pemerintah pusat sejatinya sudah mengantisipasi pemotongan semacam itu. Agar tidak ada pemotongan, pemerintah mentransfer dana BSM ke Bank Jatim. Karena penerima adalah warga miskin, bank tidak boleh mengenakan biaya administrasi. Rekening juga dicetak langsung dengan nama murid penerimanya.
Dana BSM yang ditransfer hanya dapat dicairkan murid bersangkutan. Ini merupakan perbaikan prosedur karena sebelumnya banyak ditemukan pemotongan ketika bantuan siswa dilewatkan sekolah.
BACA JUGA: Bocah SD Ikut Pesta Miras
Selain itu, siswa penerima juga diperbolehkan mengambil semua dana yang masuk ke rekening tanpa menyisakan saldo sama sekali. Meski saldonya nol, rekeningnya tidak akan ditutup. Itu dilakukan sebagai bentuk keseriusan pemerintah pusat menjaga agar BSM benar-benar bersih dari penyelewengan.
Dikonfirmasi soal itu, Kepala SDN Brangkal Istiaji menuturkan, sebenarnya dia mengusulkan penerima BSM sebanyak 120 anak. Tetapi, yang dapat ternyata hanya 92 anak.
BACA JUGA: Pjs Wali Kota Ancam Proses PNS Nyambi Tim Sukses
Waktu pencairan, semua murid itu digiring ke UPT karena bank memberikan pelayanan di UPT. “Anak-anak hanya mencairkan Rp 400 ribu. Jadi, di rekening masih Rp 25 ribu,” ujarnya.
Dari Rp 400 ribu yang dicairkan, sekolah melakukan pemotongan untuk ganti transportasi. “Pemotongan Rp 20 ribu per siswa untuk transport,” ujarnya. Sisanya Rp 380 ribu lantas dibagi dua. (jif/nk/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korupsi Honor, Pejabat Kemenag Probolinggo Dibui
Redaktur : Tim Redaksi