Mantan asisten M Natsir, Yusril Ihza Mahendra mengatakan, keterlibatan Natsir dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) tidak bisa dilihat dengan konteks masa kini
BACA JUGA: Usut Dana Bakrie ke NTB
Pasalnya, M Natsir tentu memiliki pandangan dan alasan tersendiri sehingga bergabung dalam pemberontakan PRRI pada decade 1950-an."Bisa dikatakan, gelar Pahlawan Nasional untuk almarhum Pak Natsir sebagai bentuk rehabilitasi
BACA JUGA: PBB Syukuri Gelar Pahlawan Nasional Natsir
Menurutnya, tidak tepat jika keputusan M Natsir bergabung dengan PRRI lantas dijadikan dasar bahwa tokoh pendiri Masyumi itu termasuk dalam jajaran pengkhianat bangsa dan negara
"Hasanuddin jadi Pahlawan Nasional sementara Aru Palaka dituding sebagai pengkhianant
BACA JUGA: Replik JPU Dipelintir Rusli Simanjuntak
Padahal kalau dilihat sejerah masa lalu, Aru Palaka meminta bantuan Belanda karena Hasanuddin selalu menggangu kerajaan Aru Palaka," ulasnya.Meski demikian Yusril mengaku lega dengan anugrah pahlawan nasional dari Presiden SBY untuk M NatsirProses penobatan M Natsir sebagai pahlawan, lanjut Yusril, juga termasuk cepat.
"Kita cukup lega dan bersyukut karena beliau (M Natsir) meninggal 1993 dan sekarang sudah dinobatkan (sebagai pahlawan nasional)Sementara Bung Tomo meninggal sudah sejak 1981, tetapi penobatan sebagai pahlawan baru saat ini," tandasnya.(ara)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasil Audit Royalti Batubara Belum Kelar
Redaktur : Tim Redaksi